Bola.com, Jakarta - Seluruh mata penggemar cabang e-Sports nomor League of Legends (LOL) sedang tertuju ke Korea Selatan (Korsel). Latarnya tak lain perhelatan Kejuaraan Dunia LOL 2018, yang mulai hari ini memasuki babak semifinal.
Baca Juga
Tak pelak, empat tim yang sedang berjibaku mengincar posisi di grand final, menjadi magnet utama. Apalagi, jawara baru akan muncul pada kejuaraan dunia tahun ini setelah sang juara bertahan sudah tersingkir pada fase penyisihan grup, di kota Busan, beberapa waktu lalu.
Kini, penggila LOL sudah bersiap menyaksikan serangkaian pertarungan seru di Korsel. Pada akhir pekan ini akan menjadi penentuan partai puncak kejuaraan dunia League of Legends 2018.
Tim-tim Eropa yang kurang diunggulkan pada turnamen tahun ini, nyatanya mampu berbicara banyak. Empat semifinalis tersebut terdiri dari dua tim dari Eropa, Fnatic dan G2 Esports, serta masing-masing satu tim dari China dan Amerika Serikat, yakni Invictus Gaming dan Cloud9.
Kehadiran Fnatic dan G2 Esports sebagai dua wakil Eropa di semifinal secara bersamaan sekaligus menjadi yang pertama sejak tahun 2015. Jika melihat peta kekuatan para semifinalis, skema terjadinya final sesama tim Eropa alias all european finals bisa saja terjadi.
G2 Esports kontra Invictus Gaming menjadi partai pembuka pada fase semifinal. Keberhasilan G2 Esports menaklukkan tim sekelas Royal Never Give Up meningkatkan kepercayaan diri bagi tim asal Eropa tersebut.
Strategi 1-3-1 yang diterapkan Martin Hansen dkk. harus lebih disempurnakan agar mampu menyingkirkan wakil China lainnya, Invictus Gaming. G2 Esports harus mampu menjaga momentum agar bisa melangkah ke babak final. Ketika melawan Royal Never Give Up, ad carry G2 Esports Peter Freyschuss (Hjarnan) tampil spartan menghadapi Jian Zihao (Uzi).
Dalam pertandingan format Best of 5 (BO5), ia hanya terbunuh 3 kali. Tentu, penampilan impresif Freyschuss kembali diharapkan kala menghadapi ad carry terbaik lainnya dari tim Invictus Gaming, Yu Wen Bo (Jackeylove).
Sedangkan, Invictus Gaming memiliki catatan apik kala bersua wakil China pada turnamen ini. Royal Never Give Up memang menjadi unggulan, namun Invictus Gaming mencatat statistik 18 menang dan sekali kalah dalam liga tertinggi League of Legends di China (LPL).
Berbeda dengan Royal Never Give Up yang mencatat 14-5 (14 menang, 5 kalah). Invictus Gaming punya mid laner dan jungler mumpuni dalam diri Song Ui-Jin (Rookie) dan Gao Zhen-Ning (Ning). Bersama tiga pemain lain, Invictus Gaming akan menyulitkan langkah G2 Esports menuju partai puncak.
Seru di Hari Minggu
Pada hari Minggu (28/10/2018), laga tak kalah seru menampilkan Fnatic yang bertekad menghentikan kegemilangan Cloud9. Jika melihat sejarah pertemuan, Fnatic unggul atas Cloud9.
Mereka pernah bertemu pada 8 besar kejuaraan dunia League of Legends 2013. Dalam sistem Best of 3 (BO3), Fnatic menang 2-1 atas wakil Amerika Serikat tersebut.
Fnatic juga memiliki beragam pemain yang dapat diandalkan. Fnatic tak hanya memiliki satu di antara ad carry terbaik dunia, Martin Larsson (Rekkles). Senjata andalan lainnya ada dalam jungler mereka, Mads Brock-Pedersen (Broxah). Mads kerap menggunakan champion andalannya, Lee Sin, yang mencatat 14.0 persen kill death assist (KDA). Jika lengah, impian Cloud9 mencetak sejarah dapat sirna.
Namun, bukan berarti Cloud9 tak punya harapan. Tim asal Amerika tersebut sudah membuktikan mereka beberapa kali mampu menepis prediksi banyak orang. Cloud9 tidak diunggulkan kala tergabung bersama Royal Never Give Up, Team Vitality, dan juara bertahan, Gen.G Esports.
Cloud9 tak diunggulkan pula ketika bertemu wakil tuan rumah, Afreeca Freecs. Namun, Cloud9 berhasil lolos dan mencapai semifinal saat ini. Sama halnya seperti G2 Esports, Cloud9 juga harus menjaga ritme permainan mereka sepanjang turnamen.
Jungler Cloud9, Denis Johnsen (Svenskeren) sedang berada pada form terbaiknya. Ia menyabet pemain terbaik (MVP) pada partai perempatfinal kontra Afreeca Freecs. Johnsen juga mencatat 19 kills selama perempatfinal.
Johnsen memang kalah dari ad carry Invictus Gaming, Yu Wen Bo (Jackeylove) (21) dan mid laner G2 Esports, Luka Perkovic (Perkz) (23) yang melakukannya dalam 5 pertandingan. Namun, Johnsen lebih baik karena melakukannya hanya dalam 3 pertandingan.
Cloud9 juga memiliki andalan lainnya. Top laner, Eric Ritchie (Licorice) dan mid laner, Nicolaj Jensen (Jensen) akan menjadi ancaman serius bagi Fnatic. Laga keduanya diprediksi akan berjalan ketat.
Empat besar kejuaraan dunia League of Legends akan diadakan pada Sabtu (27/10/2018) dan Minggu (28/10/2018). Kedua pertandingan dapat disaksikan live streaming di channel YouTube LOL Esports. (Reynaldo Imanuel)
Sumber: LoL Esports