Bola.com, Malang - Musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, memunculkan kesedihan dan trauma tersendiri, tak terkecuali klub sepak bola di Indonesia, semisal Arema FC. Selama berkompetisi, mobilitas klub termasuk tinggi untuk melakukan perjalanan tandang dengan menumpang pesawat.
Baca Juga
Arema, satu di antara kontestan Gojek Liga 1 bersama Bukalapak, mengakui ada kekhawatiran tersendiri selepas insiden itu. Tetapi, untuk laga tandang terdekat, yakni melawan PSIS Semarang (4/11/2018), mereka menggunakan moda kereta api.
"Kami sudah berencana menggunakan kereta api sebelum kejadian jatuhnya pesawat kemarin. Memang rencana awal, Arema tidak menggunakan pesawat menuju Magelang," kata Milan Petrovic, pelatih Arema.
Skuat Arema sebenarnya bisa saja menggunakan pesawat menuju Semarang, disambung perjalanan darat menuju Magelang. Tetapi, hal itu tidak dilakukan. Mereka memilih menggunakan kereta api karena bisa langsung menuju Magelang sekaligus efisiensi biaya tandang.
Seperti diketahui, manajemen Arema melakukan efisiensi untuk laga tandang setelah dijatuhi sanksi dari Komdis PSSI harus bermain tanpa penonton hingga akhir musim sehingga pemasukan manajemen jauh berkurang.
"Kami tidak masalah menggunakan kereta api. Meski lebih lama, bisa disiasati dengan recovery yang bagus. Pemain harus dapat waktu istirahat yang cukup," jelas pelatih asal Slovenia tersebut.
Laga melawan PSIS jadi satu di antara yang terpenting di sisa musim ini karena PSIS merupakan pesaing Arema untuk lepas dari zona degradasi.
Sementara ini, Singo Edan berhasil naik ke urutan delapan. Namun, mereka hanya selisih dua poin saja dari PSIS yang menguntit di posisi ke-10.
"Karena itu, kami harus lakukan persiapan dan sebaik mungkin recovery untuk pemain. Sepekan terakhir, pemain sangat lelah dengan jadwal yang padat," imbuh Milan.
Rencananya rombongan Arema bakal menuju Magelang pada Jumat (2/11/2018). Perjalanan tersebut memakan waktu kurang lebih 8 jam dari Kota Malang menggunakan kereta api.