Bola.com, Jakarta - Sebanyak 23 pemain Timnas Indonesia yang dipersiapkan untuk Piala AFF 2018 sudah berkumpul di Cikarang untuk melakukan pemusatan latihan selama beberapa hari ke depan. Pelatih Tim Garuda, Bima Sakti, memanggil 10 pemain lini tengah, di mana enam di antaranya adalah pemain berposisi gelandang.
Dari 23 pemain yang dipanggil oleh Bima Sakti untuk mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia jelang Piala AFF 2018, 10 pemain di antaranya merupakan pemain lini tengah.
Enam pemain berposisi sebagai gelandang dan empat pemain sayap menjadi pilihan Bima Sakti untuk menopang tim asuhannya di turnamen sepak bola bergengsi di Asia Tenggara itu.
Baca Juga
Zulfiandi dari Sriwijaya FC, Muhammad Hargianto dari Bhayangkara FC, dan kapten Mitra Kukar Bayu Pradana, adalah tiga pemain dengan posisi gelandang bertahan yang dibawa oleh Bima Sakti mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2018.
Selain itu juga ada Stefano Lilipaly dari Bali United, Septian David dari Mitra Kukar, dan si anak ajaib Evan Dimas yang kini masih tercatat sebagai pemain Selangor FA.
Sementara di sisi sayap, Bima Sakti membawa Saddil Ramdani dari Persela, Febri Hariyadi dari Persib, Irfan Jaya dari Persebaya Surabaya, dan Riko Simanjuntak dari Persija Jakarta.
Ke-10 pemain tersebut akan menopang striker tunggal di lini depan, di mana untuk posisi itu Bima Sakti memanggil Dedik Setiawan dan Alberto Goncalves.
Kali ini Bola.com ingin mengulas enam pemain penting lini tengah Timnas Indonesia yang dibawa Bima Sakti untuk berlaga di Piala AFF 2018, mulai dari Zulfiandi hingga Stefano Lilipaly.
Zulfiandi
Sempat digadang-gadang menjadi pemain masa depan ketika masih berseragam Timnas Indonesia U-19, Zulfiandi kemudian tenggelam. Bahkan ia tidak dilirik oleh Luis Milla saat menangani Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017 Kuala Lumpur.
Namun, setelah pertama kali dipanggil mengikuti pemusatan latihan pada awal 2018 dan tampil dalam pertanidngan uji coba kontra Singapura U-23 pada 21 Maret 2018, Zulfiandi terus menjadi andalan lini tengah Timnas Indonesia untuk membantu pertahanan.
Permainan yang lugas di lapangan tengah dan tenang ketika membantu lini pertahanan saat mendapatkan ancaman membuat Luis Milla memuji pemain asal Aceh itu sebagai pemain yang memiliki potensi besar di masa depan. Bahkan pelatih asal Spanyol itu mengaku ingin membawa Zulfiandi bermain di luar negeri.
Kualitas yang dimiliki pemain berusia 23 tahun itu tampaknya juga tidak bisa dibantah oleh Bima Sakti yang kini menjadi pelatih Timnas Indonesia. Sosok Zulfiandi dianggap mampu menjadi penyeimbang sekaligus penghalau pertama serangan lawan dalam pertandingan yang sebenarnya.
Meski sempat tenggelam, Zulfiandi mampu membuktikan berkat latihan keras dan motivasi yang tinggi kini ia menjadi langganan Timnas Indonesia, baik bersama Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2018 atau bersama tim senior ketika menjalani tiga laga uji coba jelang Piala AFF 2018.
Hargianto
Namanya sudah melejit sejak menjadi penyeimbang permainan Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri yang berhasil menjuarai Piala AFF U-19 2018 di Sidoarjo. Bersama Evan Dimas, Putu Gede, dan Hansamu Yama, pemain yang kini membela Bhayangkara FC ini terus mendapatkan panggilan memperkuat tim nasional sejak pembentukan Timnas Indonesia U-22 yang berlaga di SEA Games 2017.
Hargianto memiliki sejumlah kelebihan yang memang tidak bisa dipungkiri. Permainan keras yang diterapkannya mampu membuat pemain tengah lawan kesulitan untuk mengalirkan bola ke depan.
Selain itu, Hargianto memiliki kaki yang sangat kuat, baik untuk melepaskan tembakan jarak jauh atau pun berlari hingga ke depan untuk membantu mencetak gol bagi Tim Garuda.
Pemain yang akrab disapa Hagi ini memang merupakan opsi yang sangat baik untuk menjadi pelapis Zulfiandi di Piala AFF 2018. Tenaga eksplosif yang dimiliki Hargianto akan menjadi senjata rahasia Tim Garuda ketika pemain tengah lawan mulai lelah.
Namun, ada keunggulan tentu ada kekurangan. Hagi pun termasuk pemain yang cukup terlihat kekurangannya ketika berada di tengah lapangan. Emosi yang kadang meledak membuatnya terkadang lepas kontrol dan melakukan pelanggaran keras yang bisa berbuah kartu dari wasit.
Bayu Pradana
Bayu Pradana merupakan satu dari sekian banyak pemain berkualitas yang dimiliki Indonesia tapi terlambat masuk ke dalam Timnas Indonesia. Pemain kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, itu baru berhasil masuk ke dalam Timnas Indonesia pada 2016.
Bayu Pradana merupakan pemain yang juga dibawa oleh Alfred Riedl untuk memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Turnamen tersebut menjadi debut Bayu Pradana di level internasional bersama Timnas Indonesia.
Meski terlambat masuk ke dalam tim nasional, pemain yang kini berusia 27 tahun itu mampu memperlihatkan kedewasaan dalam bermain, baik bersama klubnya Mitra Kukar ataupun ketika dipercaya oleh pelatih untuk tampil di lapangan tengah Timnas Indonesia.
Bayu Pradana memiliki ketenangan yang cukup baik. Posisinya sebagai gelandang bertahan menjadi penyeimbang yang sangat baik ketika Timnas Indonesia melakukan transisi dari bertahan ke menyerang, ataupun sebaliknya.
Pemain yang pernah membela Persiba Balikpapan itu merupakan pemain yang memiliki daya jelajah sangat baik. Tipe permainan yang diterapkannya pun tak jauh berbeda dengan juniornya yang berada di posisi serupa, Evan Dims Darmono.
Evan Dimas Darmono
Pemain yang satu ini tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Bersama Hansamu Yama, Putu Gede, dan Hargianto, Evan Dimas Darmono merupakan pemain yang mencicipi gelar juara ketika Timnas Indonesia U-19 menjadi yang terbaik di Piala AFF U-19 2013. Bahkan nama Evan Dimas jauh lebih mentereng dari rekan-rekan setimnya saat itu.
Tidak hanya karena menggunakan ban kapten saat itu, Evan Dimas sejak bergabung di Timnas Indonesia U-19 memiliki permainan yang berkualitas, baik dari ball keeping, umpan terobosan, hingga tembakan akurat yang berbuah gol.
Evan Dimas juga merupakan pemain yang mengatur irama permainan ketika Timnas Indonesia U-22 berlaga di SEA Games 2017 dan ketika Timnas Indonesia U-23 berlaga di Asian Games 2018. Evan mampu menyeimbangkan lini pertahanan dan lini serang, serta kerap bergerak bebas untuk menjemput bola sebelum mengalirkan bola kepada rekan yang lain.
Kemampuannya untuk menjelajah lapangan, baik menjemput bola ke belakang hingga mengalirkan bola ke depan lewat umpan-umpan terobosan panjang yang akurat, membuat Evan Dimas memang menjadi pemain yang spesial. Pengalamannya bermain di Malaysia bersama Selangor FA pun membuatnya jauh lebih matang saat ini.
Septian David Maulana
Pemain yang satu ini mengawali kiprah di Timnas Indonesia U-22 bersama Luis Milla sebagai pemain sayap. Hal tersebut bisa dimaklumi lantaran pemain asal Semarang itu kerap dimainkan sebagai pemain sayap kiri oleh klub yang dibelanya, Mitra Kukar.
Namun, Luis Milla membawa Septian David Maulana mampu mengeluarkan permainan terbaiknya dari posisi yang berbeda. Septian David dipercaya sebagai gelandang serang ketika membela Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017.
Hasilnya, pemain muda ini kerap mampu membantu tim mencetak gol ketika striker utama mendapatkan pengawalan ketat dari pemain lawan. Dari sana Septian David kemudian seakan menemukan posisi baru yang membuatnya mampu bermain jauh lebih maksimal.
Pundi-pundi gol pun diraihnya bersama Timnas Indonesia U-23 maupun Mitra Kukar. Kecemerlangan yang diperlihatkan saat membantu Timnas Indonesia U-22 meraih medali perunggu SEA Games 2017 pun menjadi bukti Septian mampu menjadi senjata rahasia Tim Garuda.
Namun, ketika berlaga di Asian Games 2018, Septian David harus bersaing untuk bisa mendapatkan posisi dengan Stefano Lilipaly, yang mendapatkan panggilan lagi dari Luis Milla untuk mengisi satu dari tiga kuota pemain senior yang bisa tampil di Asian Games. Kondisi itu pun masih bisa berlanjut di Piala AFF 2018.
Stefano Lilipaly
Seperti halnya Bayu Pradana, Stefano Lilipaly akan menjalani Piala AFF kedua dalam kariernya pada tahun ini. Pemain kelahiran Belanda itu memang baru memperkuat Timnas Indonesia ketika berlaga di Piala AFF 2016.
Bahkan pemain Bali United ini sudah digadang-gadang akan tampil cemerlang di Piala AFF 2018, terbukti dengan begitu banyak promosi yang dilakukan panitia penyelenggara Piala AFF 2018 yang melibatkan Stefano Lilipaly, hingga memasukkan namanya ke dalam daftar kandidat pemain terbaik pada tahun ini.
Stefano Lilipaly memang merupakan pemain berkualitas. Meski sempat terbuang dari seleksi dan pemusatan latihan Timnas Indonesia menuju Asian Games 2018, akhirnya Luis Milla memanggil Stefano pada saat-saat terakhir setelah melihat performa luar biasa yang mampu diperlihatkan bersama Bali United.
Stefano pun membayar kepercayaan Luis Milla dengan penampilan luar biasa sepanjang Asian Games 2018. Menjadi satu dari tiga pemain senior di dalam Timnas Indonesia U-23, Stefano mampu mencetak empat gol dalam lima pertandingan yang dijalaninya. Bahkan gol-gol yang diciptakannya tergolong indah dan sangat menentukan.
Stefano Lilipaly akan kembali menjadi sosok yang penting di belakang striker yang akan dipercaya bertanding. Pergerakan yang luar biasa dan umpan-umpan yang memanjakan adalah senjata lain Stefano selain mencetak gol bagi timnya.
Bahkan Stefano Lilipaly adalah satu dari dua sosok yang menentukan langkah Timnas Indonesia ke semifinal Piala AFF pada 2016, dengan gol yang luar biasa ke gawang Singapura.
Baca Juga
3 Penggawa PSBS yang Menonjol dalam Kebangkitan Mereka di BRI Liga 1: Semakin Nyaman Berkreasi
Deretan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia yang Sebaiknya Main di Piala AFF 2024: Ngeri-ngeri Sedap Kalau Gabung
Mengulas Rapor Buruk Shin Tae-yong di Piala AFF: Belum Bisa Bawa Timnas Indonesia Juara, Edisi Terdekat Bagaimana Peluangnya?