Bola.com, Makassar - Timnas Indonesia akan menantang tuan rumah Singapura pada laga perdana Grup B Piala AFF 2018 di Stadion Nasional, Singapura, Jumat (9/11/2018). Pelatih asal Malasysia, Raja Isa, menilai kedua tim akan tampil dengan gaya berbeda untuk memburu kemenangan.
Timnas Indonesia yang kini ditangani Bima Sakti akan mewarisi gaya dan strategi warisan Luis Milla.
"Indonesia punya kelebihan dengan mengandalkan kecepatan kedua sisi sayap. Ini yang harus dimaksimalkan dengan mengoptimalkan ketajaman Beto Goncalves dan Stefano Lilipaly," ujar Raja Isa kepada Bola.com, Minggu (4/11/2108) malam.
Baca Juga
Raja Isa yakin Timnas Indonesia bisa mengatasi Singapura bila mampu mempertahankan konsep bermain seperti di Asian Games 2018.
"Indonesia hanya sedikit bermasalah ada penyelesaian akhir. Sebaiknya Indonesia juga jangan melakukan pelanggaran tidak perlu di sekitar area 16," kata Raja.
Kemungkinan terjadinya pelanggaran di lini belakang Tim Garuda sangat besar karena Singapura di era Fandi Ahmad menganut sepak bola menyerang sesuai karakter sang pelatih. "Pemain Singapura pun kerap melakukan provokasi yang memancing emosi lawan," imbuhnya.
Raja Isa menilai, sebagai pelatih, Fandi punya kemampuan dan kejelian dalam menerapkan strategi. "Fandi mampu membentuk karakter dan mental bertanding pemainnya. Mereka kerap mencetak gol pada menit-menit awal," kata mantan pelatih Persipura Jayapura itu.
Sosok Fandi sebagai legenda hidup sepak bola Singapura membuatnya lebih mudah melakukan menularkan strategi kepada skuatnya. "Fandi adalah anutan pesepak bola di Singapura. Kehadirannya membuat Timnas Singapura lebih percaya diri menghadapi persaingan di Piala AFF 2018," kata Raja.
Sepanjang pengamatannya, Raja Isa yang kini tengah berburu lisensi A-Pro AFC ini mengungkap tiga pemain Singapura yang patut diwaspadai Timnas Indonesia. Mereka adalah Hassan Sunny (kiper), Hariss Harun (gelandang), dan Faris Ramli, striker yang mencetak sembilan gol buat PKNS di Liga Malaysia 2018.
Di sisi lain, Raja Isa menilai persaingan di Piala AFF 2018 ini lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Apalagi pada 2018 ini, Piala AFF memakai sistem tandang-kandang bukan lagi home tournament.
"Ini juga ada kaitannya dengan kejelian mengatur recovery fisik dan mental pemain layaknya bermain di liga. Saya optimistis dengan dukungan suporter yang luar biasa, Timnas Indonesia bisa memaksimalkan laga kandang," kata Raja Isa.