Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia resmi dilatih Bima Sakti saat ini. Sang pelatih menjadi juru kemudi utama untuk Piala AFF 2018 karena Luis Milla tidak memperpanjang kontraknya di skuat Garuda.
Baca Juga
Bima lantas menentukan jajaran stafnya untuk menangani Stefano Lilipaly dkk. Setidaknya, pelatih asal Balikpapan itu menunjuk lima asisten yang punya tugas berbeda di Timnas Indonesia.
Mereka adalah Kurniawan Dwi Yulianto yang bertugas sebagai asisten pelatih, Edy Syahputra (asisten pelatih), Kurnia Sandi (pelatih kiper), Kartono Pramdhan (pelatih fisik), dan Syarif Alwi (dokter tim).
Kelima sosok tersebut bukanlah nama-nama asing bagi penggiat sepak bola Nasional, misalnya, Kurniawan. Sosok 42 tahun itu merupakan eks pemain jebolan akademi Primavera.
Semasa aktif bermain, Kurniawan sempat membela klub Swiss, FC Luzern pada 1994-1995. Dia kemudian kembali ke Indonesia dan memperkuat sejumlah tim papan atas, antara lain PSM Makassar, Persija Jakarta, hingga Persebaya Surabaya.
Performa apik Kurniawan juga terlihat di level internasional. Selama membela Timnas Indonesia pada 1995-2005, dia selalu menjadi juru gedor utama.
Kurniawan membukukan 33 gol dari 59 penampilan di berbagai turnamen. Nama besar dan statistik mentereng tak ayal membuat sosok asal Magelang itu dipercaya menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia saat ini.
Selain Kurniawan, Bima masih memiliki empat asisten lain yang juga memiliki nama besar di Timnas Indonesia. Berikut ini Bola.com akan mencoba mengulasnya.
Edy Syahputra
Kejutan Bima tidak hanya terlihat pada pemilihan daftar pemain untuk Piala AFF 2018. Juru taktik asal Balikpapan itu juga membuat gebrakan ketika menunjuk Edy Syahputra sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia.
Edy bukanlah nama baru di sepak bola Indonesia. Pada 2016, ia sempat menjadi pelatih PS TNI yang telah berganti nama menjadi PS Tira saat ini.
Edy juga merupakan sosok penting di balik keberhasilan PSMS Medan kembali ke pentas Liga 1. Kemampuannya dalam mengolah strategi tak ayal tidak dapat diragukan karena berbekal banyak pengalaman.
Selain itu, Edy juga mengantongi lisensi A AFC. Bima lantas tanpa pikir panjang menunjuk Edy demi mengantarkan Timnas Indonsesia berjaya di Piala AFF 2018.
"Saya melihat banyak beberapa pelatih dan saya pikir Edy sosok pelatih yang tepat untuk bergabung dengan kami. Saya dan dia sempat bersama-sama mengambil lisensi A AFC. Semoga Edy bisa membantu tim ini,” kata Bima.
Kurnia Sandy
Siapa yang tidak mengenal sosok Kurnia Sandy. Dia sempat menjadi penjaga gawang klub Serie A Italia, yakni Sampdoria, ketika masih aktif bermain pada usia 21 tahun.
Kemampuan mumpuni membuat Kurnia menjadi rebutan tim-tim papan atas Indonesia. Sepanjang kariernya, sosok 42 tahun itu pernah mengawal gawang Pelita Jaya, PSM Makassar, Arema Malang, hingga Persebaya Surabaya.
Kurnia pun tidak menjauh dari dunia sepak bola setelah gantung sepatu. Ia dipercaya menjadi pelatih kiper untuk dua klub Malaysia, yakni Frenz United dan Terengganu F.C, serta Sriwijaya FC.
Pengalaman segudang membuat Bima kepincut bekerja sama dengan Kurnia. Kini sosok kelahiran Semarang itu dipercaya menangani Adritany Ardhiyasa, Awan Setho Raharjo, dan Muhammad Ridho, agar tampil apik di Piala AFF 2018.
Syarif Alwi
Syarif Alwi mungkin bukan figur familiar bagi pencinta sepak bola Indonesia. Anggapan itu bisa dimaklumi, mengingat sosok yang akrab disapa Papi itu bukanlah juru taktik utama maupun asisten pelatih yang kerap menentukan strategi Timnas Indonesia.
Papi berperan sebagai dokter di Timnas Indonesia sejak 2012. Meski sudah berumur lebih dari setengah abad, ia tidak ragu berlari ketika ada pemain tergeletak di tengah lapangan.
Akan tetapi, sepak bola bukanlah satu-satunya cabang olahraga yang pernah ditangai Papi. Dia pernah menjadi tim dokter untuk cabor balap sepeda, pencak silat, dan tinju.
Pengalaman Papi sebagai dokter di bidang olahraga semakin mengilap pada 2017. Ketika itu, dia mendapat kesempatan mengintip cara penanganan tim medis di Real Madrid dan timnas Spanyol.
Kualitas mumpuni plus latar belakang segudang, membuat Papi kerap dipercaya menjadi dokter Timnas Indonesia sejak era Nilmaizar hingga Bima Sakti saat ini.
Kartono Pramdhan
Ketahanan fisik para pemain menjadi perhatian utama Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Demi menjaga kebugaran skuat Garuda, Bima menunjuk Kartono Pramdhan untuk menjadi pelatih fisik.
Bagi Kartono, jabatan pelatih fisik bukanlah hal baru. Sebelum menjabat Direktur Teknik Persib Bandung, ia pernah menangani Persebaya Surabaya dan Pelita Bandung Raya.
Kehadiran Kartono adalah untuk menggantikan peran Miguel Gandia di Timnas Indonesia. Gandia tidak lagi menjabat pelatih fisik karena Luis Milla tidak memperpanjang kontraknya sebagai pelatih skuat Garuda.
Baca Juga
3 Striker Keturunan yang Diincar Timnas Indonesia untuk R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ole Romeny Sudah, Selanjutnya Bang Depok?
Teka-teki Klub Baru Pratama Arhan Jika Pulang Kampung di BRI Liga 1 2024/2025: Pilih Ikut Kakak atau Tepati Janji?
Rapor Pemain Lokal Timnas Indonesia setelah Dihajar Jepang di R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026