Momen Unik Pembalap Tour de Singkarak Makan Bajamba

oleh Rizki Hidayat diperbarui 07 Nov 2018, 05:00 WIB
Sebanyak 95 pembalap menjalani etape III Tour de Singkarak 2018 dengan jarak 150,4 kilometer, dari Dermaga Singkarak, Kabupaten Solok, menuju Istano Basa Pagaruyung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (6/11/2018). (dok. Tour de Singkarak 2018)

Bola.com, Tanah Datar - Pembalap yang mengikuti etape III Tour de Singkarak 2018 mencoba satu di antara budaya masyarakat Minang, yakni makan bajamba di Istana Basa Pagaruyung. Ada momen unik ketika seluruh pembalap makan bajamba.

Etape III Tour de Singkarak edisi ke-10 menempuh rute dari Dermaga Singkarak, Kabupaten Solok, menuju Istano Basa Pagaruyung, Kabupaten Tanah Datar, Selasa (6/11/2018). Sebanyak 95 pembalap menempuh jarak hingga 150,4 kilometer untuk bisa finis terdepan.

Advertisement

Setelah menjalani balapan selama lebih dari 3 jam, pembalap Sapura Cyling Team Malaysia, Jesse Ewart, berhasil meraih podium juara. Jesse berhak atas yellow jersey (pembalap terbaik), polka dot jersey (raja tanjakan), dan green jersey (raja sprint).

Peringkat kedua diraih Edwin Arnulfo Parra dari Ningxia Sports Lottery - Livall Cycling team, serta pembalap tim Bike Aid, Nikodemus Holler, di urutan ketiga.

Selepas menjalani balapan, seluruh pembalap dan ofisial tim yang ikut pada etape III dijamu makan di dalam Istana Basa Pagaruyung. Tetapi, kali ini bukan makan biasa, melainkan makan bajamba.

Bukan hanya itu, untuk bisa masuk ke Istana Basa Pagaruyung, seluruh pembalap dan ofisial tim harus memakai sarung tenun khas Minang.

"Jamuan ini adalah wujud kami untuk menghormati tamu yang datang, jadi istilahnya adalah makan bajamba," jelas Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi.

"Makan bajamba itu makan sambil duduk, dengan satu jamba atau dulang itu untuk empat orang. Dulang itu diisi nasi, rendang, gulai, lauk pauk yang lain, dan juga pisang," lanjutnya.

"Jika ada orang asing meminta tingkat kepedasan masakan Minang, akan kami sesuaikan. Semuanya yang disajikan adalah makanan tradisional dan kami suguhkan kepada pembalap serta tim peserta Tour de Singkarak," papar Irdinansyah.

Mayoritas pembalap asing justru bukan menikmati masakan Minang, melainkan ayam goreng capat saji merek terkenal di Indonesia. Sementara masakan Minang lebih banyak dinikmati pembalap dari Indonesia.

Keputusan untuk menyediakan ayam goreng cepat saji tak lepas demi menjaga kondisi fisik pembalap. Sebab, makanan Minang yang terkenal pedas dan kaya akan lemak dikhawatirkan bakal memengaruhi kesiapan pembalap untuk tampil.

Pembalap Tour de Singkarak 2018 mencoba tradisi makan bajamba di Istana Basa Pagaruyung selepas etape III, Selasa (6/11/2018). (Bola.com/Rizki Hidayat)

Etape IV Tour de Singkarak 2018 akan menempuh rute Pantai Cimpago, Kota Padang menuju Ambun Pagi, Kabupaten Agam, Rabu (7/11/2018). Rute yang berjarak 144 kilometer itu akan diikuti 92 peserta, berkurang tiga pembalap di bandingkan etape III.

Ketiga pembalap tersebut gagal finis sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau over time limit. Berdasarkan peraturan Union Cycliste Internationale (UCI), pembalap yang over time limit dilarang untuk mengikuti etape selanjutnya, termasuk etape IV Tour de Singkarak 2018.

Berita Terkait