Bola.com, Surabaya -a Timnas Indonesia mengawali kiprah di Piala AFF 2018 dengan hasil negatif. Skuat Garuda takluk dari Singapura dengan skor 0-1 di Stadion Nasional, Singapura, Jumat malam (9/11/2018).
Baca Juga
Kekalahan ini langsung mendapat respons dari pemain Timnas Indonesia era 1970-an dan 1980-an, Risdianto. Pria berusia 68 tahun itu tidak ingin banyak mengomentari soal permainan Timnas Indonesia yang kurang apik.
Risdianto justru mengkritik gaya permainan Hansamu Yama dkk., yang saat ini ditangani pelatih Bima Sakti. Dia membandingkan perbedaan permainan saat Tim Merah-Putih saat masih berada di bawah arahan pelatih asal Spanyol, Luis Milla.
"Berbeda dengan saat masih dipegang Milla, terutama kecepatan saat memegang bola. Saat dulu dilatih Milla, alur bolanya bergerak cepat. Tapi, kalau menyalahkan pelatihnya juga salah. Penunjukannya kenapa yang itu (Bima Sakti)," kata Risdianto.
"Mungkin pelatihnya baru, kasihan pelatihnya. Kita membebani pelatih baru untuk pertandingan sebesar ini, tentu tidak tepat. Kalau saya mengomentari timnya, saya kasihan pelatihnya," imbuh mantan pemain Persija Jakarta itu.
Risdianto mempertanyakan keputusan PSSI menunjuk Bima Sakti sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Selama ini, penunjukan itu didasari karena kontrak dengan Milla tidak berlanjut lagi dan Bima Sakti adalah asisten pelatih Milla.
Di sisi lain, Bima dinilai belum memiliki kapasitas yang sesuai untuk menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia. Pelatih berusia 42 tahun itu selama ini juga belum memiliki pengalaman menangani sebuah tim level senior.
Kesalahan di PSSI
"Dia pelatih muda dan langsung mendapat tekanan. Kesalahan ada di pihak yang menunjuk, dalam artian PSSI. Ini ada masalah sepertinya. Saya tidak mau menyalahkan individu atau tim, semua orang bisa lihat. Tapi, kesalahan ada pada PSSI," tegas Risdianto.
Saat ini Bima Sakti sudah terlanjur diresmikan menjadi pelatih kepala di Piala AFF. Pergantian pelatih sebenarnya masih bisa dilakukan di tengah turnamen sedang berlangsung.
Namun, risiko besar tentu harus dihadapi mengingat berbagai persiapan matang telah dilakukan Timnas Indonesia bersama Bima Sakti. Risdianto menilai tak ada cara lain selain mempertahankan jajaran pelatih yang ada saat ini.
"Sekarang tidak ada jalan lain, jajaran pelatih harus itu karena sudah didaftarkan. Kalau berubah lagi, malah jadi aneh. Mau tidak mau, pelatih Timnas Indonesia harus tetap Bima Sakti. Sedangkan, Bima Sakti itu saat itu bukan melamar, melainkan ditunjuk PSSI," ujar pria kelahiran Pasuruan itu.