Bola.com, Jakarta - Duel Timnas Indonesia kontra Timor Leste pada matchday kedua Piala AFF 2018 akan menjadi pertaruhan bagi pelatih kedua tim, Bima Sakti dan Norio Tsukitate.
Indonesia dan Timor Leste sama-sama menelan kekalahan pada laga perdana turnamen dua tahunan itu. Tim Garuda tunduk dari Singapura 0-1, sementara O Sol Nascente, julukan Timor Leste, digulung Thailand 0-7.
Walau hanya kalah 0-1, Timnas Indonesia mendapat kritikan tajam. Sorotan juga mengarah pada sang pelatih karena dianggap gagal melanjutkan gaya permainan ala Luis Milla.
Baca Juga
Dilihat dari sepak terjang pelatih, Indonesia dan Timor Leste berbanding terbalik. Masing-masing federasi mengambil sebuah keputusan yang berbeda.
PSSI menunjuk Bima Sakti setelah tak memperpanjang kontrak Luis Milla. Sedangkan federasi sepak bola Timor Leste (FFTL), menunjuk 'orang lama'untuk menangani timnas senior.
Norio Tsukitate, pelatih berusia 58 tahun ini bukan sosok baru bagi sepak bola Timor Leste. Mantan pelatih tim muda Nagoya Grampus Eight ini sebelumnya pernah menukangi Timor Leste U-19 pada 2013. Setelah pindah ke Laos dan Bangladesh, Norio kembali ke Timor Leste untuk melatih tim U-23 sebelum mengambil posisi sebagai pelatih tim senior.
Bergabungnya Norio ke Timor Leste tidak terlepas dari program pengiriman pelatih oleh Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) ke sejumlah negara Asia. Dalam dua pertandingan uji coba terakhir, Timor Leste mengalahkan Filipina dengan skor 1-0 dan menahan imbang Kamboja 2-2.
Namun, pada laga perdana di Piala AFF 2018, Norio langsung menghadapi lawan tangguh, yakni sang juara bertahan dan harus menelan kekalahan 0-7.
Di sisi lain, Indonesia digadang-gadang meraih kemenangan di Singapura. Para pengamat dan suporter melihat tim Garuda punya kans menang pada laga perdana, dengan berbekal pemain-pemain terbaik dan persiapan panjang sejak SEA Games 2017.
Namun, laga perdana melawan Singapura menghasilkan kekecewaan berat. Timnas Indonesia dianggap tak memiliki gaya permainan yang apik, seperti saat masih ditangani Luis Milla.
Sama-sama Berat
Racikan kedua pelatih akan diuji pada laga malam nanti di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Norio menyadari skuatnya yang didominasi pemain muda bakal meladeni tim yang sebenarnya sudah terbentuk sejak lama, ditambah dengan pemain-pemain senior yang kenyang pengalaman di Piala AFF.
"Saya sudah mempersiapkan strategi untuk pertandingan besok. Namun, saya masih bisa mengubahnya sampai pertandingan akan dimulai," kata Norio dalam konferensi pers jelang pertandingan.
"Pemain senior dan muda sama saja. Mereka hanya berbeda pada pengalaman. Tapi saya menegaskan tim saya untuk tidak gentar melawan siapapun," ucapnya.
Di sisi lain, Bima Sakti memiliki segudang pekerjaan. Mulai dari teknik, mental, hingga strategi alternatif. Seperti diketahui, strategi andalan Indonesia, yakni di sektor sayap, mati kutu saat menghadapi Singapura.
Bima lantas menyiapkan skema baru agar hasil negatif tidak terulang. Bahkan, sang pelatih sudah menyiapkan para pemain yang bisa bermain dengan strategi tersebut.
"Memang tim-tim lain bisa mengantisipasi kekuatan kami. Namun, kami sudah menyiapkan cara lain dalam pertandingan nanti. Kami harus memikiki taktik lain selain bermain dari sisi sayap," kata Bima.
"Kami sudah menyiapkan individu yang bisa memainkan taktik seperti itu. Kami harus bermain sabar dan tidak terpancing permainan mereka. Kami sudah mendapat pembelajaran dari hasil negatif sebelumnya," ujar Bima.
Baca Juga
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Tak Perlu Panik dan Silau dengan Rekor Bahrain di Piala Teluk 2024
BRI Liga 1: Bertandang ke Markas Semen Padang, Arema FC Berbekal 3 Modal Penting untuk Petik Kemenangan
Hasil Leg 1 Semifinal Piala AFF 2024: Vietnam Ngamuk di Singapura, Drama Gol Injury Time Menang Telak