Bola.com, Malang - Dari pengamatan Aris Budi Prasetyo, kinerja lini belakang Timnas Indonesia pada dua laga awal penyisihan Grup B Piala AFF 2018, masing-masing melawan Singapura (9/11/2018) dan Timor Leste (13/11/2018), masih banyak kelemahan.
Baca Juga
Menurut mantan bek tengah Petrokimia Putra dan Arema itu, lemahnya benteng pertahanan Timnas Indonesia bisa akibat kesalahan kolektif antarlini dan sektoral.
"Secara kolektif kordinasi antarlini timnas belum bagus. Terutama saat transisi. Pemain belakang itu bekerja keras bila lini depan dan tengah tak mampu meredam serangan lawan sehingga lawan bisa dengan bebas masuk ke pertahanan timnas. Sepak bola modern itu semua lini saling berpengaruh," kata Aris Budi.
Dari analisis sektoral, Aris Budi menilai empat pemain belakang, terutama Fachrudin dan Hansamu Yama Pranata belum sehati.
"Karena belum padu, berpengaruh pada komunikasi. Seolah antara keduanya tampil individual. Padahal, menjaga pertahanan jadi tugas bersama. Kelemahan ini ditambah keroposnya sektor bek kiri dan kanan," tuturnya.
Dia melihat pilar lini belakang Timnas Indonesia juga kurang garang. "Jadi bek itu harus 'kejam'. Bermain lugas dan tanpa kompromi. Ini yang belum tampak pada bek-bek kita. Pertahanan kita sering kalah pada antisipasi serangan lawan, baik dari umpan silang dan bola-bola mati," ujarnya.
Hal yang juga mencolok, lanjut Aris Budi, belum terlihat keberanian pemain belakang membangun serangan dari bawah.
"Saat Timnas Indonesia melawan Singapura, cara bermain itu hampir tak muncul, karena lawan terus menekan sehingga lini belakang main aman dengan menendang bola jauh ke depan. Ketika pemain belakang ingin bermain dari bawah, jarak antarpemain terlalu jauh atau tak ada pemain yang bergerak mencari ruang kosong," imbuhnya.