Bola.com, Jakarta - Perawakan mungil dan tinggi sekitar 155 cm. Wajahnya adem, bahkan ketika Bola.com menyambangi di Hotel NAM, Kemayoran, Kamis (15/11/2018), sambutan senyum dan penampilan rapi terasa dominan, sekaligus 'aneh'.
Baca Juga
Berbekal penampilan tersebut, tak banyak yang menyangka kalau 'doski' punya latar profesi petarung di atas ring. Bukan di arena tinju, pencak silat atau wushu, melainkan di nomor yang lebih ganas lagi, yakni multidisiplin Mixed Martial Arts (MMA) alias seni tarung bebas.
Ganas di atas ring, namun kepribadian yang asli tetap tercermin dari sosok bernama Priscilla Hertati Lumban Gaol. Yup, wanita yang biasa disapa Thathie tersebut menjadi pribadi yang berbeda; tak kenal ampun di cage, namun lemah lembut serta ramah saat berbincang.
Bola.com berkesempatan bersua dengan petarung MMA ONE Championship bergenre wushu tersebut di Hotel NAM, kawasan Kemayoran, Jakarta. Saat itu, tak ada kesan tegang, yang ada hanya canda tawa bersama tim pelatih.
"Santai saja, urat syaraf tak perlu tegang. Itu resep terbaik sebelum bertarung. Apalagi tak ada lagi latihan teknis, yang ada sekadar menjaga kondisi kebugaran dengan latihan ringan," jelas Thathie.
Thathie mengungkapkan sudah melewati masa persiapan secara maksimal. Ia sadar harus menutup pertarungan akhir tahun dengan kemenangan. Asa yang tak mudah, karena pada akhir pekan ini, tepatnya Sabtu (17/11/2018) di Istora Senayan, Jakarta, lawan tangguh sudah menunggu.
"Saya tahu sepak terjang Angelie Sabanal," kata Thathie, menyebut sang musuh asal Filipina tersebut. Yup, bagi Thathie, latar Sabanal yang tak kenal ampun, dengan seni beladiri berbeda, membuat suasana persiapan tak lantar menjadi tegang. Thathie paham, saat dirinya tegang, momen itulah yang bisa menggiringnya ke arah kekalahan.
Hal itu pernah dialami Thathie saat kalah dari Hayatun Jihin Radzuan pada event ONE Championship bertema 'Pursuit of Power', medio pertengahan Juli 2018. "Berbekal itulah saya selalu berbenah, termasuk jelang pertarungan weekend ini, saya tak ingin terpeleset lagi," tegas Thathie.
Petarung wanita berusia 30 tahun tersebut mengaku titip konsentrasi dirinya bukan ke arah Sabanal, melainkan dirinya sendiri. Ia tak ingin kejadian seperti pada pertarungan terakhir kontra Jomary Torres, terulang lagi.
Saat itu, ia sadar tak mendengar ucapan dari corner, yang notebene datang dari tim pelatih. Meski menang, catatan tersebut menjadi evaluasi yang tak boleh diremehkan Thathie. "Sekarang saya harus lebih sabar dan mengontrol emosi agar bisa berkonsentrasi mendengar suara dari corner," ucapnya.
Ragam evaluasi dan hasrat tinggi di atas menjadikan Thathie diunggulkan saat bersua Angelie Sabanal. Petarung andalan Indonesia tersebut memiliki banyak benefit saat bersua lawan yang berjuluk 'D Explorer' tersebut.
Satu di antara benefit tersebut adalah dukungan dari publik sendiri. Pada ajang akhir pekan ini yang bertajuk 'ONE: WARRIOR'S DREAM', Thathie berharap energi dari publik tuan rumah bakal memberinya semangat tiada tara agar bisa menghentikan perlawanan Sabanal. "Saya ingin submission," tegas petarung yang tak pernah kalah saat berlaga di Indonesia tersebut.