Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih Perseru, Hanafi punya ide menarik dalam proses perekrutan pelatih Timnas Indonesia. Dia mengusulkan agar PSSI mengubah sistem penunjukkan dengan membuka lowongan bagi pelatih yang berminat menangani timnas.
"PSSI harus mencoba membuat terobosan baru. PSSI yang membuat kriteria siapa yang bisa mengajukan lamaran. Misal, soal lisensi, pengalaman melatih klub, dan prestasi si pelamar baik saat melatih klub atau pernah jadi pemain timnas," tutur Hanafi.
Menurut Hanafi, sistem ini bisa lebih objektif.
Baca Juga
"Sistem seleksi lewat lowongan, saya kira lebih adil karena pelatih yang terpilih harus melalui proses fit and proper test yang ketat dengan kriteria khusus. Beberapa pelatih yang lolos tahap uji kelayakan, berikutnya harus adu program dengan pelamar lainnya," kata Hanafi.
PSSI sebagai pemegang otoritas sepak bola Indonesia harus obyektif dalam proses seleksi. PSSI juga harus mencantumkan klausul reward and punishment di dalam klausul kontrak kepada si pelatih.
"Jadi proses rekrutmen pelatih timnas seperti di klub profesional. Jika gagal apa sanksinya, jika sukses apa penghargaannya. Selama ini, jika Timnas Indonesia mengalami kegagalan di event internasional, PSSI yang jadi bulan-bulanan pencinta timnas. Sistem ini juga untuk memupus isu like dislike soal penunjukkan pelatih timnas," ujarnya.
Hanafi yakin jika PSSI membuka lowongan banyak pelatih lokal yang melamar.
"Indonesia punya banyak pelatih bagus berlisensi AFC-A. Saat ini mereka banyak yang menganggur, karena tak dipakai di klub-klub Liga 1 dan 2. Saya yakin pelamarnya akan banyak, karena pelatih Timnas Indonesia adalah jabatan prestisius," jelasnya.