Bola.com, Lamongan - Timnas Indonesia tak memiliki taji di Piala AFF 2018. Tim besutan Bima Sakti itu tak mampu bicara banyak dalam dua dari tiga pertandingan yang sudah dijalani.
Tim Garuda menelan kekalahan 0-1 dari Singapura dan takluk 2-4 dari Thailand. Hasil itu pun membuat Timnas Indonesia gagal melaju ke semifinal Piala AFF 2018.
Hansamu Yama Pranata dkk. saat ini berada di peringkat kempat Grup B dengan nilai tiga. Mereka tertinggal empat poin dari Thailand dan Filipina yang menempati posisi pertama dan kedua.
Terkait buruknya performa Timnas Indonesia di Piala AFF 2018, dua pengamat sekaligus pelatih asal Jawa Timur, Aji Santoso dan Ibnu Grahan enggan berkomentar.
Keduanya menolak berkomentar. "Saya belum bisa komentar soal Timnas. Mungkin lain kali saya kasih komentar, karena saya juga tidak menyaksikan pertandingan terakhir melawan Thailand," terang Aji yang saat ini masih membesut Persela Lamongan.
Hal yang sama juga dilontarkan Ibnu Grahan. Pelatih 757 Kepri Jaya itu mengakui, dalam kondisi seperti sekarang tidak tepat bicara soal kegagalan Timnas Indonesia.
"Yang pasti saya ikut sedih dan prihatin. Karena bagaimana pun saya juga termasuk orang yang sedih atas kegagalan ini. Soal apa penyebab dan siapa yang patut bertanggung jawab atas kegagalan ini, saya rasa lebih bijak jika semua pihak bersatu membangun Timnas yang solid ke depannya," terang Ibnu.
Hanya saja, sebelum gelaran Piala AFF 2018 dimulai, Ibnu sudah pernah berujar, bahwa keberadaan pelatih yang lebih senior dibandingkan Bima sangat diperlukan. Saat itu, pertimbangan pelatih yang merupakan salah satu pemain legendaris Persebaya Surabata itu adalah faktor jam terbang.
Saat itu, Ibnu juga menjabarkan, bahwa pelatih yang lebih senior dengan jam terbang tinggi dibutuhkan dalam situasi tertentu, serta untuk mengatasi tekanan besar di Timnas Indonesia.