Mantan Penyerang Arema Berjualan Cilok Setelah Cuti dari Sepak Bola

oleh Iwan Setiawan diperbarui 27 Nov 2018, 08:30 WIB
Mantan penyerang Arema, Andrianto, dengan cilok bakar andalannya. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Suporter Arema masih belum lupa dengan mantan striker muda, Andrianto. Cukup banyak Aremania yang ingin tahu kabarnya saat ini lantaran dia sempat mencuri perhatian di awal musim 2017.

Advertisement

Karakter bermainnya khas Malangan. Punya skill, kecepatan, dan berani duel. Hanya, di pertengahan musim 2017, Andrianto diminta klub lamanya di Liga 2, Persekam Metro FC, lantaran butuh tambahan pemain.

Namun, saat ini, Andrianto tak lagi beredar di sepak bola profesional. Pemain 23 tahun tersebut memilih cuti. Dia fokus dengan pekerjaannya di Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Malang.

"Sebenarnya ada beberapa tawaran dari klub Liga 2 di awal musim. Tapi, saya tidak bisa meninggalkan Malang karena masih bekerja di pemadam kebakaran. Ibu saya juga menganjurkan tidak melepas kerjaan itu. Jadi, musim ini sementara cuti. Kalau ada klub di Malang lagi, saya kemungkinan bermain kembali," jelas Andrianto.

Ketika tidak terikat dengan klub profesional, pemain asal Kabupaten Malang tersebut mengaku jenuh sehingga sejak tiga bulan terakhir, dia merintis bisnis kuliner bersama calon istrinya.

"Karena cari-cari kesibukan, akhirnya jualan cilok (jajanan seperti bakso mini). Awalnya, pacar saya yang sering bikin cilok. Banyak yang menyarankan untuk dijual. Kalau tidak kerja, saya sendiri yang antar pesanan cilok itu. Saya tidak malu, ini juga untuk mengisi waktu luang," imbuhnya.

Setelah berjalan tiga bulan, penjualan kuliner bernama Cilok.An Malang tersebut lewat online cukup laris. Padahal, Andrianto belum memiliki tempat atau gerai untuk berjualan. Pemasaran lewat akun Instagram ternyata sudah membuatnya kebanjiran pembeli.

2 dari 2 halaman

Beragam Rasa

Tetapi, Andrianto tak banyak ikut campur dalam proses produksik arena sang calon istri yang ahli dalam pembuatannya.

"Saya hanya bisa ngolesi bumbu saja. Kalau ngirim itu baru saya. Pernah sekali antar ada 40 pesanan dalam sehari. Saya antar sendiri pakai motor. Ciloknya dimasukkan dalam kardus," jelasnya.

Penghasilan dari bisnis kuliner ini memang tidak banyak. Andrianto mengaku pemasukannya dari bermain sepak bola antarkampung (tarkam) lebih banyak ketimbang keuntungan berjualan cilok.

"Saat ini masih ada lumayan undangan bermain tarkam. Pemasukannya memang lebih besar. Tapi, saya tetap menikmati bisnis kuliner ini. Semoga ke depan makin berkembang. Kebetulan sekarang cilok ini juga sudah dijual di Bali. Di sana ada teman yang bantu juga," lanjutnya.

Jajanan milik Andrianto ini punya rasa yang hampir mirip bakso. Hanya, dia mengemasnya dengan beragam bumbu. Mulai bumbu bakar, bawang, goreng, pedas dan yang lainnya.