Program Naturalisasi Pemain untuk Timnas Indonesia Belum Mampu Berikan Prestasi

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 28 Nov 2018, 08:15 WIB
Pemain Timnas Indonesia, Stefano Lilipaly (kanan) bersama Alberto Goncalves merayakan gol ke gawang Timor Leste pada laga penyisihan grup B Piala AFF 2018 di Stadion GBK, Jakarta, Selasa (13/11). Indonesia unggul 3-1. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia kembali harus mengubur mimpi untuk meraih gelar perdana di Piala AFF 2018. Padahal, harapan publik sempat tinggi karena dalam skuat asuhan Bima Sakti itu dihuni pemain-pemain berkelas seperti Stefano Lilipaly dan Alberto Goncalves.

Advertisement

Puasa gelar yang terlampau panjang dialami Timnas Indonesia membuat pemerintah dan PSSI mengambil jalan pintas. Mulai 2010, PSSI menggalakkan program instan untuk sepak bola Indonesia bernama naturalisasi.

Christian Gonzales menjadi pemain asing perdana yang mendapatkan paspor Indonesia. Ketika itu, pemain yang akrab disapa El Loco itu mengucap sumpah sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) pada usia 34 tahun.

Piala AFF 2010 menjadi panggung perdana Gonzales bersama Timnas Indonesia. Penampilannya pun cukup lumayan dengan menyumbang tiga gol. Akan tetapi, Tim Merah Putih harus mengakui kekalahan dengan agregat 2-4 dari Malaysia pada laga final. Gelar yang diidam-idamkan pun digondol negara tetangga.

Dua tahun berselang, di tengah dualisme kepemimpinan PSSI, Timnas Indonesia dadakan pun dibentuk untuk mengikuti Piala AFF. Pelatih Nil Maizar ketika itu harus menggunakan jasa tiga pemain naturalisasi seperti Raphael Maitimo, Tonnie Cusell, hingga Jhon van Beukering.

Bukan lebih baik, pencapaian Timnas Indonesia lebih hancur. Trio Belanda gagal membawa Timnas Indonesia melaju jauh dan hanya sampai babak penyisihan grup.

Sajian liputan eksklusif Timnas Indonesia di Piala AFF  2018 bisa pembaca nikmati dengan mengklik tautan ini

 

2 dari 3 halaman

Semakin Getol

Sergio Van Dijk saat membela timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Hasil minor itu membuat PSSI semakin penasaran untuk melakukan lebih banyak pemain naturalisasi. Pada skuat AFF 2014, ada dua nama tambahan pemain anyar natulisasi yakni Victor Igbonefo dan Sergio van Dijk.

Kedua nama tersebut melengkapi daftar pemain naturalisasi skuat Piala AFF 2014 di bawah asuhan Alfred Riedl. Mereka bergabung dengan Cristian Gonzales dan Raphael Maitimo.

Namun, hasilnya tak berubah. Timnas Indonesia gagal melaju ke semifinal karena tak lolos dalam fase grup. Bahkan, dar keempat nama tersebut tak ada yang mampu mencetak gol.

Sementara itu, pada edisi Piala AFF 2016, hanya sosok Stefano Lilipaly saja pemain naturalisasi yang membela Timnas Indonesia. Lilipaly berhasil mencetak dua gol pada ajang tersebut, meskipun Indonesia kembali gagal meraih gelar karena kalah agregat 2-3 dari Thailand.

 

3 dari 3 halaman

Tak Kunjung Berikan Prestasi

Striker Timnas Indonesia, Beto Goncalves, menyapa suporter usai mengalahkan Timor Leste pada laga Piala AFF 2018 di SUGBK, Jakarta, Selasa (13/11). Indonesia menang 3-1 atas Timor Leste. (Bola.com/Yoppy Renato)

Begitu juga dengan skuat Piala AFF 2018 asuhan Bima Sakti. Dua nama pemain naturalisasi yang masuk skuat yakni Stefano Lilipaly dan Alberto Goncalves tak membawa dampak signifikan. Kedua hanya mampu mencetak masing-masing satu gol. Laju Timnas Indonesia pun hanya sampai babak penyisihan grup.

Jauh sebelum skuat Piala AFF 2018 diumumkan ke publik, Bola.com pernah mewawancarai mantan pelatih Timnas Indonesia medio 2013, Rahmad Darmawan. Pria yang kini melatih Mitra Kukar itu sempat berujar ada baiknya pemerintah menyetop program naturalisasi pemain karena sampai saat ini tidak membawa dampak signifikan.

"Indonesia memiliki banyak pemain bagus. Tinggal dicari saja sesuai dengan kebutuhannya. Jadi, ya buat apa menaturalisasi pemain? Apalagi pemain-pemain yang usianya sudah tak produktif lagi karena terlampau tua," kata pria yang akrab disapa Coach RD itu.

Apa yang dikatakan Coach RD ada benarnya. Sampai saat ini, sebanyak 20 pemain yang sudah mendapatkan paspor NKRI tetap tak mampu mengakhiri rasa haus gelar yang dialami Timnas Indonesia.

Berita Terkait