Bola.com, Surabaya - Surabaya Bhayangkara Samator memiliki dua tosser berkualitas sejak tampil di Proliga 2018, yaitu Nizar Julfikar dan Yosvani Gonzalez. Keduanya sama-sama pemain timnas voli putra.
Nizar adalah andalan Timnas Indonesia, sementara Gonzales merupakan setter milik Timnas Kuba. Situasi ini membuat pelatih Samator, Ibarsyah Djanu Tjahjono, ingin memainkan kedua pemain tersebut sekaligus dalam pertandingan.
Baca Juga
“Keduanya itu sama-sama memiliki kualitas. Tapi, saya tetap menempatkan Nizar sebagai tosser utama. Kalau Gonzalez itu kebetulan punya blocking dan service lebih bagus. Dia bisa jadi pelapis. Tapi kalau diturunkan bersama juga tidak ada masalah,” kata Ibarsyah kepada Bola.com, Rabu (28/11/2018).
Eksperimen itu sudah pernah dilakukan Ibarsyah saat tampil di Proliga 2018. Hasilnya, Samator terbukti menjadi tim sangat tangguh dan menjadi juara ajang itu. Resep ini akan coba diteruskan Ibarsyah.
Taktik tersebut belum banyak diterapkan tim lain, karena sangat jarang mendatangkan pemain asing berposisi tosser. Namun, ada beberapa poin positif yang didapat, yaitu mereka bisa melayani para spiker selama pertandingan secara bergantian.
“Semuanya masih tetap bergantung pada situasi. Memang strategi ini tergantung masing-masing pelatih. Saya melihat cara ini cocok dimainkan oleh tim ini. Apalagi, musim lalu keduanya juga berhasil melakukannya,” imbuh pelatih Surabaya Bhayangkara Samator berusia 49 tahun itu.
Belajar Banyak
Secara terpisah, Nizar mengaku tidak mengalami masalah dengan keputusan pelatihnya. Pemain berusia 23 tahun itu justru bisa belajar banyak dari Yosvani yang jauh lebih senior dan berpengalaman di level internasional.
“Saya bisa mendapat banyak pelajaran dari dia. Bagaimanapun, keberadaaan pemain asing itu bisa memberi contoh dan teladan kepada pemain lokal. Saya senang bisa belajar dari dia,” ungkapnya.
Gonzalez mengaku justru tertantang dengan cara baru yang dilakukan timnya ini. Dia juga ingin lebih banyak belajar untuk menjajal beberapa hal baru agar menambah kemampuannya.
“Nizar adalah teman baik saya. Sebagai sesama tosser, kami sering berdiskusi untuk membuat tim ini lebih baik. Pemain lain juga sudah paham bagaimana cara kami bermain,” ujar pevoli berusia 30 tahun itu.