Bola.com, Surabaya - Kasus pengaturan skor kembali mencuat, kali ini melibatkan nama anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat. Adalah manajer Madura FC, Januar Herwanto, yang memunculkan nama Hidayat dalam kasus pengaturan skor jelang laga Madura FC melawan PSS Sleman di babak 8 besar Liga 2 2018.
Baca Juga
Dalam keterangannya, Januar menyebutkan Hidayat memintanya agar mengalah dari PSS, namun ditolak Januar. Dari pengakuan Januar, Hidayat sempat dua kali menawarkan sejumlah uang jika mau diajak kerja sama dalam pengaturan skor.
Januar menyebutkan ada saksi yang mendengar percakapan Hidayat dengan dirinya via telepon. Saksi tersebut adalah pelatih Madura, FC Salahudin.
Menanggapi kasus ini, Sekretaris Asprov PSSI Jawa Timur, Amir Burhannudin, mengaku prihatin bila kejadian ini benar.
"Prihatin, apalagi dia Exco PSSI dari Jatim. Semuanya silakan kalau ada pembelaan di forum resmi PSSI nanti," ujar Amir.
"Kalau memang ada keterlibatan pihak lain, Pak Dayat (Hidayat) harus bisa fair seperti Januar, sebut saja," lanjut Amir.
Selain nama Hidayat, nama lain yang muncul dalam kasus pengaturan skor saat acara Mata Najwa, Rabu malam (28/11/2018), adalah Vigit Waluyo, pengelola PS Mojokerto Putra.
Manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo, secara terang-terangan menyebut nama Vigit sebagai orang kepercayaan satu di antara bandar judi yang berlokasi di Kamboja.
PSSI Harus Mengusut Tuntas
Namun, berbeda dengan Hidayat yang bisa dimintai klarifikasi, Vigit yang masih bermasalah di Kejaksaan Negeri Sidoarjo terkait penyalahgunaan uang PDAM Sidoarjo itu, tidak lagi berdomisili di Sidoarjo.
Kasus pengaturan skor maupun pertandingan bukan hal baru di sepak bola Indonesia. Sebelumnya, kasus serupa pernah melibatkan beberapa pelaku sepak bola.
Mantan pemain Timnas Baretti, Uston Nawawi, ikut angkat bicara. "PSSI harus menindak tegas pelaku match fixing karena kasus seperti ini merusak sepak bola Indonesia," ujar Uston.
Menurut mantan pemain Persebaya itu, pengaturan skor sebetulnya sudah lama terjadi dan di negara mana pun ada. Tetapi, ia mengakui sulit membasmi pelanggaran semacam ini. "PSSI harus mengusut tuntas masalah ini," imbuhnya.