Fakhri Husaini Ungkap Ciri Klub yang Rawan Terlibat Pengaturan Skor

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 29 Nov 2018, 15:50 WIB
Pelatih Timnas U-16 Fakhri Husaini dalam diskusi yang digelar PSSI Pers dan Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (18/10/2017). (Liputan6.com/Helmi Affandi)

Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini, menyayangkan adanya dugaan pengaturan skor yang terjadi di Liga 2 2018. Menurut Fakhri, kasus semacam ini sebenarnya bisa dihindari andai klub-klub sehat dari segi manajemen.

Advertisement

Dugaan pengaturan skor mencuat setelah terjadi beberapa kejadian janggal pada laga babak 8 besar Liga 2 2018. Pertama, Madura FC mengaku dihubungi Exco PSSI bernama Hidayat yang meminta untuk mengalah dari PSS Sleman.

Kemudian terjadi penalti aneh yang dilakukan pemain PSMP Mojokerto Putra ke gawang Aceh United. Faktor manajemen yang tidak sehat dikatakan Fakhri Husaini membuka celah bandar pengatur skor untuk merayu pemain-pemain.

"Dari diskusi yang ada dengan teman-teman, bahkan istilah gajian bukan hanya tanggal 30, melainkan tanggal 60 atau tanggal 90. Klub-klub seperti ini yang mereka cari. Mereka tak bisa masuk ke klub yang sehat," kata Fakhri ketika diundang menjadi narasumber di acara Mata Najwa, Rabu (28/11/2018).

Kalau sudah begitu, Fakhri menyebut posisi pelatih menjadi dilematis. Penyebabnya, pemain selalu akan dihubungkan pada uang cash yang jumlahnya bisa berlipat-lipat dari gaji mereka.

"Pelatih akan sulit mengontrol pemain untuk tidak berhubungan dengan uang cash. (Bisa terlibat dalam pengaturan skor dalam) Satu pertandingan bisa mendapat 2-3 kali gaji," ucap Fakhri Husaini.

Berita Terkait