3 Hal yang Diwaspadai Persebaya dari PSMS

oleh Aditya Wany diperbarui 29 Nov 2018, 21:00 WIB
Pemain Persebaya, Osvaldo Haay, kini dengan penampilan baru berambut pirang. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - Djadjang Nurdjaman bakal menemani Persebaya melawat ke markas PSMS Medan di Stadion Teladan, Medan, pada laga pekan ke-33 Gojek Liga 1 bersama Bukalapak, Sabtu (1/12/2018). Pelatih yang akrab disapa Djanur itu sangat paham dengan situasi calon lawannya.

Advertisement

Sudah bukan rahasia, Djanur merupakan sosok yang membawa PSMS promosi ke Liga 1 musim ini. Dia juga sempat menangani PSMS pada beberapa pekan sebelum akhirnya memutuskan berpisah di tengah kompetisi.

Ada beberapa hal yang menjadi catatan khusus buatnya sebelum menghadapi mantan klub. Yang pertama, dia mewaspadai gaya bermain cepat yang dimiliki PSMS yang tidak berubah sampai sekarang.

"Yang perlu disoroti adalah tekanan mereka setiap menjamu lawan. Kalau orang Medan bilang "rap-rap". Atmosfer Medan itu cepat dan perlu diantisipasi," ucap pelatih kelahiran Majalengka itu kepada awak media.

Persebaya sebenarnya juga memiliki gaya permainan cepat dan ofensif mengandalkan permainan sayap. Orang Surabaya menyebut gaya permainan ini dengan istilah ngosek. Hal ini diyakini bisa mengimbangi permainan tim tuan rumah.

Namun, kondisi lapangan Stadion Teladan tidak cukup baik. Rendi Irwan dkk. terbiasa bertanding di lapangan dengan rumput yang baik seperti di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Padahal, Persebaya juga dikenal sebagai tim yang mengandalkan permainan ofensif dengan umpan-umpan pendek, selain dribel cepat pemain sayap. Gaya permainan ini tentu akan sulit diterapkan pada lapangan yang kurang baik.

"Kendala dengan lapangan itu akan memunculkan masalah buat kami dalam permainan satu dua sentuhan. Tapi, saya meminta pemain harus secepatnya beradaptasi dengan lapangan. Di mana pun bertanding, itu sudah menjadi kewajiban pemain," imbuh Djanur.

 

2 dari 2 halaman

Semangat Juang

Terakhir, PSMS pada musim ini dikenal memiliki semangat juang yang tinggi untuk mengejar keunggulan setelah kebobolan terlebih dulu. Dua tim asal Jawa Timur, Madura United dan Persela Lamongan, sudah pernah menjadi korban permainan itu.

Madura United awalnya unggul 3-0 di babak pertama, namun babak kedua PSMS membalas tiga gol pula sehingga laga berakhir 3-3. Sementara raihan Persela lebih menyakitkan dengan sempat unggul 2-0 di babak pertama, PSMS membalas tiga gol di babak kedua sehingga laga berakhir 3-2.

"Itu yang menjadi catatan saya dan perhatian saya. Mudah-mudahan siap untuk menghadapi itu," ucap Djanur.

Saat ini PSMS masih terjebak di peringkat dasar klasemen sementara dengan hanya mengemas 34 poin. Pemain Ayam Kinantan tentu memiliki motivasi berlipat untuk keluar dari zona degradasi saat melawan Persebaya.

Berita Terkait