Bola.com, Malang - Nama manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo (BS), disebut pelatih PS Ngada NTT, Kletus Marselinus Gabhe, menawarkan ajakan untuk menyetor uang pelicin untuk bisa menembus babak 16 besar Liga 3 2018. Uang sejumlah Rp 200 juta bakal disetorkan ke Joko Driyono (Wakil Ketua Umum PSSI) dan Andi Darussalam (manten pengurus PSSI).
Kronologisnya, pada 21 November 2018 lalu, Marselinus Gabhe, ditelepon seseorang yang mengaku sebagai BS.
Pembicaraan itu, tutur Marselinus Gabhe, dibuka dengan ucapan BS yang mengajak klubnya lolos ke babak 16 besar Liga 3 bersama Persekam Metro FC.
"BS sampaikan rencananya kami lolos berdua ke babak 16 besar. Lalu, saya tanya bagaimana caranya?" ujar Marselinus Gabhe kepada Bola.com.
Bambang Suryo kemudian menjelaskan rencananya tersebut secara terperinci. Pria berkepala plontos itu meminta pihak PS Ngada menyediakan uang Rp 100 juta untuk patungan biaya lolos ke babak 16 besar.
"Jadi kami dan BS patungan masing-masing Rp 100 juta untuk memuluskan pertandingan kami di babak ini. Uang itu untuk menata perangkat pertandingan di babak ini. BS bilang Persik tak punya uang. Mereka hanya mengandalkan tim saja," ungkap Marselinus Gabhe.
Menurut penuturan Marselinus Gabhe yang mengutip rekaman percakapan itu, uang tersebut akan disetor kepada ADS dan beberapa petinggi PSSI yang disebut-sebut bisa membantu melancarkan rencana jahat itu.
"Uang itu nanti saya yang setor ke ADS (Andi Darussalam) dan Joko Driyono," ucap Marselinus menirukan ucapan BS dalam rekaman tersebut.
Pada Jumat (30/11/2018) Bola.com melakukan konfirmasi langsung ke BS soal pengakuan pelatih PS Ngada. Reaksinya?
"Enggak benar. Buktinya, tim saya Persekam Metro FC kalah dari PS Ngada 0-2 dan kemarin baru kalah dari Persik Kediri 0-6. Artinya saya sudah tidak lagi melakukan pengaturan untuk meloloskan tim. Kalau saya mau kan tentunya tim Persekam selalu menang untuk lolos ke Liga 2 musim depan," kata pria yang sempat menghebohkan jagat sepak bola nasional lewat pengakuan adanya match fixing di kompetisi Tanah Aie di acara talk show Mata Nazwa.
Bambang menyebut sudah biasa menghadapi serangan sebagai orang yang doyan mengatur skor.
"Sudah biasa BS disebut orang dalam hal match fixing seperti untuk menjatuhkan saya. Tidak ada bukti transaksi dan segala macam. Sekali lagi saya tidak akan melakukan hal yang bisa memperburuk sepak bola Indonesia. Memang untuk berubah menjadi lebih baik itu banyak halangan dan gangguannya. Khusus PS Ngada, mereka tim yang bagus. Dan layak untuk bersaing lolos ke Liga 2."
Marselinus Gabhe mengklaim kalau dirinya merekam percakapan telepon dengan Bambang Suryo. Joko Driyono, yang namanya disebut-sebut dalam proses ajakan match fixing meminta PS Ngada menyampaikan laporan resmi ke PSSI.
"Ya namanya dicatut pasti bohong. Saya dapat update tentang itu, dan saya minta PS Ngada melaporkan si pencatut," tulis Joko lewat pesan singkat yang dikirimkan ke Bola.com.
Baca Juga
Deretan SWAGs Pemain Diaspora Timnas Indonesia: Atlet hingga Supermodel Papan Atas Dunia, Ada yang baru Go Publik Bikin Cegil Patah Hati
Belum Bisa Move On! Kevin Diks Mengenang Momen Perdana Menyanyikan Indonesia Raya di SUGBK
Terlalu Ngotot! Ternyata Jadi Penyebab Cedera Kevin Diks pada Laga Vs Jepang