Bola.com, Gianyar - Persija Jakarta dalam perburuan untuk menjadi juara Gojek Liga 1 bersama Bukalapak. Stefano Cugurra Teco adalah sosok pelatih yang telah membimbing Macan Kemayoran dalam dua tahun terakhir. Meski belum berstatus juara, pelatih Brasil itu telah membantu Persija melampaui semua yang telah ditargetkan oleh manajemen dan memiliki antusiasme untuk membawa Persija berprestasi di level Asia.
Akhir Desember 2016 adalah momen di mana pelatih asal Brasil ini datang dan resmi menjadi pelatih Persija. Bermodalkan pengalaman menangani sejumlah klub Thailand, dan juga pernah menjadi pelatih fisik di Persebaya Surabaya, Teco dianggap oleh Presiden Persija, Ferry Paulus, sebagai sosok yang tepat untuk memimpin Persija.
Baca Juga
Ia bekerja keras pada awal melatih Persija, mengingat klub ibu kota itu baru saja menyelesaikan Torabika Soccer Championship 2016 dengan hanya menempati peringkat ke-14. Tak terlalu memperlihatkan hasil yang bagus di sejumlah turnamen pramusim, termasuk Piala Presiden 2017, Teco beradaptasi dan mempelajari karakteristik pemain-pemain yang dimilikinya.
Meski sempat didera kritik dari penggemar Persija yang meneriakkan Teco out di awal kiprahnya pada Liga 1 2017, pelatih asal Brasil ini akhirnya mampu mengantar Persija melewati target yang diinginkan manajemen saat itu. Dengan target membawa Persija finis di posisi tujuh besar dengan maksimal target di peringkat kelima, Teco mampu membimbing Andritany Ardhiyasa dkk. finis di posisi keempat Liga 1 2018.
Secara tak terduga, Persija menjadi tim nomor dua di klasemen Liga 1 2017 yang lolos verifikasi lisensi klub AFC. Bersama Bali United, Persija pun berhak tampil di Piala AFC 2018.
Masa kejayaan Persija pun seakan mulai tercium pada awal 2018. Macan Kemayoran merekrut sejumlah pemain yang terbilang sukses membantu tim. Marko Simic dan Riko Simanjuntak adalah dua dari sekian banyak rekrutan baru Persija. Persija pun mampu bersaing dan menjadi juara di Piala Presiden 2018 dan melaju hingga semifinal zonal ASEAN Piala AFC 2018, langkah yang lebih jauh dari Bali United.
Sejak menjadi juara Piala Presiden 2018, manajemen Persija lewat direktur utama Gede Widiade, belum memikirkan target juara kompetisi. Gede berusaha tetap realistis dan menargetkan Persija finis di empat besar pada akhir Liga 1 2018.
Namun, kini Teco mampu membawa Persija lebih baik dari target yang diinginkan. Persija punya kans menjadi juara meski masih harus bersaing dengan PSM Makassar hingga laga terakhir musim ini. Bahkan Persija sudah dipastikan akan tampil di kompetisi AFC 2019, entah di Liga Champions Asia atau di Piala AFC, karena masih harus menunggu hingga juara Liga 1 2018 ditentukan.
Kerja keras dan fokus tim selalu diungkapnya sebagai kunci keberhasilan Persija hingga saat ini. Bahkan pelatih asal Brasil itu selalu menekankan bahwa yang terpenting adalah latihan, kerja keras, dan fokus, layaknya seorang pelatih fisik yang memang merupakan asal usulnya ketika menjadi pelatih di Persebaya Surabaya.
Seperti apa rencananya di akhir musim ini? Seberapa antusias Teco untuk bisa kembali beraksi di level Asia bersama Persija? Berikut petikan wawancaranya ketika Stefano Cugurra Teco ditemui di Jimbaran, Bali, usai Persija menang 2-1 atas Bali United pada pekan ke-33 Liga 1 2018.
Menanti Kontrak Baru dan Hasrat Tampil di Liga Champions Asia
Anda sudah membawa Persija melewati target yang diinginkan di awal musim, tapi kontrak Anda berakhir Desember ini. Sudah ada komunikasi untuk kontrak baru?
Belum ada. Biasanya manajemen akan menunggu hingga kompetisi selesai. Waktu liga musim lalu mereka mengatakan harus menunggu sampai pertandingan terakhir, untuk bisa melihat apakah kami finis sesuai target atau tidak. Ketika target diraih, saya mendapatkan perpanjangan.
Tahun ini saya sudah memenuhi target di semua kompetisi. Mungkin seharusnya kami sudah bicara. Namun, sebagai pelatih saya tidak mau mengganggu manajemen karena saya mengetahui mereka punya urusan terkait banyak hal, termasuk mengurus stadion di mana kami akan memainkan laga terakhir musim ini. Saya tidak ada masalah dan lebih baik menunggu pertandingan terakhir selesai.
Bagaimana harapan Anda sendiri?
Ya pastinya saya mau bertahan di Persija.
Apakah ada tawaran lain yang datang saat Anda menunggu komunikasi dari manajemen Persija? Mungkin dari Thailand di mana Anda pernah bekerja?
Ada tim di Thailand yang menginginkan saya, tapi saya katakan saya masih punya kontrak dan saya masih bekerja untuk Persija. Bagi saya tidak enak jika saya keluar begitu saja. Namun, jika nanti akhir musim kontrak saya sudah berakhir, semua harus profesional. Selalu ada kemungkinan untuk kembali ke Thailand atau ke klub lain.
Namun, harus saya tegaskan bahwa prioritas saya adalah tetap di sini bersama Persija karena saya ingin kembali ke kompetisi AFC. Saya masih punya keinginan untuk membuat prestasi di level AFC, di mana mungkin saja kami bisa lebih baik pada tahun depan ketimbang tahun ini.
Bicara soal kompetisi AFC, sebagai pelatih Persija Anda tertarik memulainya dari mana? Kualifikasi Liga Champions Asia, di mana kalau gagal baru ke Piala AFC, atau langsung memastikan diri di fase grup Piala AFC?
Saya lebih memilih Persija bermain di Liga Champions. Lawan yang ada di sana lebih bagus untuk Persija. Saya pun sudah melihat siapa saja lawan yang harus dihadapi di kualifikasi. Ada Home United di pertandingan pertama, saya yakin kami bisa menghadapi mereka.
Setelah itu ada tim Australia, dan saya yakin kami bisa dapatkan hasil yang bagus. Jika kami masih lolos, ada tim dari Jepang yang harus kami hadapi di babak playoff.
Melihat lawan-lawan yang harus dihadapi, Anda yakin Persija bisa tampil bagus sepanjang fase kualifikasi tersebut di Liga Champions Asia?
Ketika saya masih di Thailand, seringkali tim-tim Thailand bertemu dengan tim dari Jepang dan Australia. Anda bisa melihat bagaimana Buriram sering menang menghadapi tim-tim itu. Saya punya teman seorang pelatih di Jepang. Beberapa kali sebelum menghadapi Buriram dia hubungi saya dan bertanya soal Buriram.
Saya memberitahunya soal klub Thailand itu tapi begitu dia datang dan menghadapi Buriram, tim yang ditanganinya kalah. Menurutnya, mungkin pemain Jepang yang dimilikinya berpikir mudah menghadapi tim Thailand, tapi ternyata ketika sudah di lapangan tidak mudah.
Bagi saya begitu pun dengan Persija. Lawan mungkin berpikir mudah, tapi kami bisa sulitkan mereka dan meraih kemenangan. Persija juga bisa seperti itu.
Melirik Pemain Naturalisasi untuk Persija dan Keluhan soal Jadwal Piala Indonesia 2018
Banyak pemain Persija bagus musim ini, seperti Riko Simanjuntak atau bahkan Michael Orah yang berkembang baik di akhir musim. Seandainya Anda tetap bersama Persija pada musim depan, apakah Anda sudah melihat pemain-pemain mana yang harus dipertahankan?
Setiap klub di mana saya bekerja selalu memiliki evaluasi sendiri, termasuk di sini. Seperti musim lalu, begitu selesai saya memberitahu manajemen siapa saja pemain yang saya inginkan untuk bertahan dan siapa saja pemain yang lebih baik keluar. Namun, pada akhirnya memang semua tergantung kepada manajemen.
Seperti yang terjadi di akhir musim lalu. Saya sudah memberikan daftar pemain yang harus bertahan dan yang harus keluar. Namun, ada pemain yang saya minta bertahan ternyata dilepas. Ada pula pemain yang saya ingin lepas tapi tetap dipertahankan. Semua akan kembali ke manajemen.
Melihat Persija akan tampil juga di Piala AFC, kompetisi banyak dan artinya butuh pemain yang lebih siap bermain di banyak pertandingan. Apakah Anda tertarik untuk mendatangkan pemain naturalisasi untuk menyiasati regulasi pembatasan pemain asing?
Ketika ada pemain asing memiliki paspor Indonesia dan dia punya kualitas, tim mana pun di Indonesia membutuhkannya. Ia memiliki fisik dan mental sebagai pemain asing, tapi mereka sudah memiliki pengalaman bermain di Indonesia. Sudah punya bahasa Indonesia yang bagus sehingga mudah berkomunikasi dan sudah beradaptasi.
Saya yakin tim pasti akan lebih kuat. Kompetisi AFC akan dimulai pada Februari. Tentu kami tidak punya banyak waktu untuk latihan, apalagi beradaptasi. Pasti banyak perubahan di dalam tim karena banyak pemain yang keluar dan masuk.
Tentu akan butuh mengatur lagi tim ini. Ketika Anda tak punya banyak waktu, lebih baik Anda mendapatkan pemain yang sudah mengenal karakter kompetisi ini sehingga tidak butuh adaptasi lagi.
Perubahan skuat setiap tahun memang tidak bisa dihindari, apalagi Persija akan main di kompetisi AFC. Namun, Persija juga masih bermain di Piala Indonesia 2018, dan pertandingan finalnya baru akan digelar pada Maret 2019. Apakah terganggu?
Tentu saja. Pemain pasti ingin libur begitu kompetisi ini selesai, dan jadwal Piala Indonesia itu tentu mengganggu. Saya melihat Piala Indonesia itu adalah kompetisi yang potensinya sangat bagus, tapi saya tidak mengeri kenapa terus menunggu dan menunggu jadwal. Saya merasa kasihan dengan kompetisi ini.
Tim-tim Liga 1 tidak bisa menggunakan pemain asing karena mereka pasti mau pulang dulu untuk liburan setelah pertandingan terakhir liga. Semua berakhir tanggal 9 Desember, tanggal 10 pemain-pemain asing itu mau pulang dulu.
Tentu kasihan kompetisi ini karena sebenarnya ini bagus, hanya saja klub jadi tidak bisa menggunakan pemain terbaiknya ketika melihat jadwal kompetisi.
Lalu bagaimana Anda akan menyiasati Persija di Piala Indonesia?
Saya nanti ingin menggunakan pemain yang siap bekerja keras dan memiliki semangat. Saya tidak mau memainkan pemain yang sudah berpikir untuk libur. Saya lebih baik tidak memainkan pemain itu dan menggunakan pemain yang siap bekerja keras untuk bermain.
Tapi memang harus diakui bahwa tahun sudah berakhir tapi Piala Indonesia masih berlanjut sampai Maret. Seharusnya operator melihat bahwa pemain memiliki kontrak. Dan akhirnya kasihan kompetisi yang bagus ini. Harus lebih pintar untuk mengatur jadwal.
Pemain asing sudah mau libur, tentu mereka mau pulang. Saya pun punya keinginan seperti itu. Namun, saya siap untuk terus bekerja dan menggunakan pemain-pemain yang siap untuk bekerja keras bersama saya. Kami punya daftar pemain untuk Piala Indonesia, dan ada empat pemain muda di salamnya. Saya harus memakai pemain yang ada untuk bisa terus berkompetisi di sana.