Bola.com, Malang - Beragam isu muncul dari kursi kepelatihan Arema untuk musim depan. Hal itu setelah manajemen Arema membeberkan jika sejak Agustus lalu, peran asisten pelatih Kuncoro lebih dominan dalam hal teknis ketimbang pelatih kepala Milan Petrovic. Kuncoro dinilai bisa mengembalikan karakter permainan asli Arema dan lebih paham dengan sepak bola Indonesia.
Baca Juga
Namun, Aremania seakan salah tafsir. Di media sosial, Aremania justru menduga musim depan posisi Milan akan digeser Kuncoro.
Hal ini seperti ini sudah sering terjadi di Arema. Seperti musim 2017, Aji Santoso digeser asistennya, Joko Susilo. Awal musim ini, justru Milan yang awalnya jadi asisten pelatih, yang menggeser Joko.
Terkait persoalan ini, Kuncoro pun angkat bicara. Dia merasa tak nyaman disebut ingin menggeser Milan.
"Lisensi saya ini masih jauh untuk bisa jadi pelatih kepala. Jadi, tidak ada keinginan untuk menduduki posisi itu (pelatih kepala) di musim depan. Masih banyak pelatih yang jauh lebih tinggi ilmunya dari saya. Saya jelaskan kepada Aremania agar tidak salah paham. Saya tidak akan menggantikan Milan musim depan. Saya tidak nyaman kalau suporter menganggap seperti itu," jelas Kuncoro.
Hal ini berarti, untuk ke depan, Kuncoro akan tetap jadi asisten pelatih karena lisensinya saat ini masih B AFC. Butuh satu atau dua tingkat kepelatihan lagi baginya untuk bisa jadi pelatih kepala Arema.
"Sekarang ini ilmu saya juga belum pantas untuk jadi pelatih kepala tim sebesar Arema. Masih jauh waktunya untuk menduduki jabatan itu. Saya juga lebih nyaman menjadi asisten yang membantu beri masukan," lanjutnya.
Tugas Kuncoro
Tetapi, dia tidak memungkiri sejak Agustus lalu mendapat tugas wewenang dari CEO Arema, Iwan Budianto, untuk mengambil tugas pelatih dalam hal teknis mempersiapkan tim.
Tujuannya, untuk mengembalikan ciri khas permainan Arema yang hilang karena Singo Edan dua kali beruntun ditahan lawan di kandang sendiri, yakni melawan Persija Jakarta dan Borneo FC.
"Saya ingat waktu itu menjelang pertandingan melawan Persib Bandung diminta untuk lebih banyak mempersiapkan tim dari segi teknis. Saya sempat menolak. Tapi, saya juga tidak mau Arema terdegradasi kalau begitu terus. Dengan modal paham karakter asli Arema yang menerapkan pressing ketat, perlahan saya jalankan tugas itu," imbuh Kuncoro.
Keberanian menurunkan pemain muda juga dilakukan Kuncoro. Jayus Hariono yang tidak pernah dapat kesempatan bermain di putaran pertama, berani diturunkannya dalam pertandingan besar melawan Persebaya Surabaya. Kuncoro paham betul permainan Jayus sejak dia memperkuat Persekam Metro FC musim lalu.
Tetapi, yang diketahui Aremania tidak sampai sejauh itu sehingga mereka tetap menganggap Milan yang memiliki andil besar dalam kebangkitan Singo Edan jelang kompetisi berakhir.
Secara resmi Milan masih memegang jabatan pelatih kepala. Meski, secara teknis tugas mempersiapkan tim secara teknis sudah tidak dimilikinya.
Hal itu berarti jika memang kontrak Milan tidak diperpanjang, manajemen Arema akan mendatangkan pelatih baru yang secara lisensi dan kemampuan pantas untuk Arema di musim depan.