Mantan Bintang Real Madrid Pernah Jadi Korban Rivalitas Boca dan River Plate

oleh Marco Tampubolon diperbarui 06 Des 2018, 23:00 WIB
Sebagian suporter River Plate sudah berada di dalam stadion menunggu final Copa Libertadors melawan Boca Junior (AFP/Alejandro Pagni)

Jakarta - Rivalitas Boca Juniors dan River Plate semakin tidak terkontrol. Penyerangan yang dilakukan para pendukung River Plate terhadap bus pemain Boca Junior pekan lalu memaksa CONMEBOL memindahkan babak final leg kedua Copa Libertadores ke luar Amerika Latin.

Setelah bermain imbang 2-2 di leg pertama, laga penentuan seharusnya berlangsung di markas River Palte, pekan lalu. Namun suporter tuan rumah menyerang bus Boca Juniors sebelum pertandingan. Akibat kejadian ini, sejumlah pemain dan staf mengalami cedera.

Advertisement

Mereka kemudian menolak untuk turun ke lapangan. CONMEBOL berusaha membujuk dan mengundur jadwal pertandingan, tapi Boca Juniors yang trauma tetap menolak bertanding. 

CONMEBOL akhirnya memindahkan lokasi leg kedua final Copa Libertadores ke Santiago Bernabeu, Spanyol. Duel penentuan ini bakal berlangsung, pada Minggu (9/12/2018). 

Namun ini hanya satu dari sederet kengerian yang mewarnai rivalitas Boca Junior dan River Plate. Oscar Ruggeri, pemain Argentina yang pernah memperkuat kedua klub tersebut pernah mengalami pengalaman yang lebih menyeramkan saat masih jadi pemain. 

"Saya bermain bersama River dan Boca dan saya punya kenangan indah bersama kedua klub itu," katanya kepada Radio Onda Cero seperti dilansir AS. "Ketika saya pindah dari Boca ke River, mereka mengirimkan api ke rumah saya saat kedua orang tua saya lagi di dalam."

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini.

2 dari 2 halaman

Rumah Dibakar

Pemain Boca Junior, Pablo Perez, cedera dalam penyerangan yang dilakukan suporter River Plate, akhir pekan lalu (AFP/Juan Mabrotama)

Barras Bravas merupakan pelaku pembakaran tersebut. Kelompok ini merukan holigan Amerika Latin yang dikenal brutal dan menyeramkan. Menurut Ruggeri, Barras Bravas kerap mengintimidasi para pemain agar melakukan apa yang mereka inginkan. Tidak jarang mereka bahkan mengancam akan menyakiti keluarga para pemain bila melawan. 

Namun Ruggeri ternyata tidak gentar. Setelah insiden pembakaran di rumahnya, Ruggeri segera menemui pimpinan Barras Bravas dan menunjukkan dia tidak bisa diintimidasi. 

"Ketika mereka membakar rumah saya, saya pergi menemui pimpinan Barras Bravas Boca. Saya menemuinya karena dia yang mengontrol semuanya dan saya bilang kepadanya kalau apa yang menimpanya merupakan kejadian terakhir yang bisa dia tolerir," beber Ruggeri.

Setelah tiga tahun memperkuat River Plate, Ruggeri akhirnya hijrah ke Spanyol. Dia sempat memperkuat  Logroñés (1988-89) dan Real Madrid (1989-90). Kini dia kembali ke Negeri Matador untuk menyaksikan final leg kedua Copa Libertadores di Santiago Bernabeu. 

"Salah satu dari tahun terbaik saya sepanjang karier adalah saat memperkuat Logrones. Saat itulah saya mulai minum anggur merah. Masa yang hebat," kata Ruggeri.