Bola.com, Singapura - Tak lama selepas Timnas Singapura tersingkir dari Piala AFF 2018, sang pelatih, Fandi Ahmad, dikembalikan ke jabatan asal sebagai pelatih timnas U-22/U-22. Bukan karena prestasinya di Piala AFF 2018 bersama timnas senior dianggap buruk, melainkan sejak awal Fandi Ahmad hanya berstatus caretaker.
Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS) mendapuk Fandi Ahmad sebagai pelatih kepala Timnas Singapura senior sejak medio Mei 2018, hanya sampai kiprah the Lions di Piala AFF 2018 tuntas.
Hal itu karena FAS masih belum mendapatkan pelatih ideal untuk membesut timnas senior. Sedangkan Fandi Ahmad punya misi berat lain, yakni mempersiapkan timnas U-22/U-23 untuk Piala AFF U-22 2019, SEA Games 2019, dengan target lolos ke Olimpiade 2020.
Seperti dilansir dari The New Paper, FAS kini dalam proses merampungkan pemilihan pelatih anyar untuk timnas senior. Ada enam kandidat, yang seluruhnya merupakan pelatih asing, yang sudah menjalani wawancara.
FAS menyebut masih ada sekitar dua atau tiga pelatih lagi yang akan diwawancara. Diharapkan, pelatih baru sudah diperoleh pada Januari 2019.
FAS menambahkan mayoritas pelamar memiliki minat kuat dalam pengembangan pemain muda. Beberapa di antaranya berasal dari Asia, namun ada juga yang dari Eropa. Satu di antara pelamar itu dikabarkan mantan pelatih Akademi Sunderland, Roy Power.
Presiden FAS, Lim Kia Tong, mengungkap Fandi tak masuk daftar kandidat pelatih Timnas Singapura senior bukan karena kualitasnya dianggap tak memenuhi. Hal itu lebih karena pihaknya merasa Fandi bakal "stres" jika harus menjalani dua peran sekaligus, melatih timnas senior dan U-22/U-23. Ia tak ingin membebani satu orang dengan tugas yang berat.
Lim menambahkan setelah berdiskusi dengan beberapa pihak terkait lain, sepakat menganggap Fandi paling pas memoles tim U-22/U-23 karena mereka ingin Fandi membangun tim yang kuat sehingga bisa bersaing di SEA Games 2019 di Filipina.
Kerja Bagus
"Semoga, kami bisa meraih medali emas. Untuk mencapai itu, bisakah ia kerja dobel sebagai pelatih timnas?" ujar Lim.
"Tak ada yang meragukan kerja bagus Fandi. Dia punya kemampuan, dan sudah menunjukkan dia mampu mengubah permainan tim menjadi menghibur," lanjutnya.
"Kami akan sangat senang jika dia bisa mengerjakan keduanya. Tapi, setelah kami mencermati jadwal, akan sangat stres buat seorang pelatih timnas yang diharapkan juga bisa menghadirkan medali emas SEA Games," kata Lim.
Di sisi lain, Fandi Ahmad menerima keputusan itu. "Saya sudah senang diberi kesempatan melatih timnas senior di Piala AFF 2018. Setelah itu, saya tahu harus kembali ke tim SEA Games," ucap Fandi.
"Saya punya pekerjaan untuk SEA Games. Kami akan mencoba mengembangkan pemain sebanyak mungkin kami bisa," imbuh pelatih 56 tahun itu.
Selama jadi pelatih sementara Timnas Singapura senior sejak pertengahan Mei 2018 hingga laga terakhir kontra Thailand di penyisihan Grup B Piala AFF 2018 (25/11/2018), Fandi membawa the Lions memenangi lima pertandingan, satu laga berakhir imbang, dan dua pertandingan berujung kekalahan.
Sumber: The New Paper