Bek Sayap Andalan PSM Sebut Pengaturan Skor Bukan Hal Baru di Indonesia

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 08 Des 2018, 10:15 WIB
Bek PSM Makassar Zulkifli Syukur (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Jakarta - Bek PSM Makassar, Zulkifli Syukur buka suara soal kasus pengaturan skor yang sedang naik daun di sepak bola Indonesia. Menurut Zulkifli, pengaturan skor bukanlah barang baru di pentas sepak bola nasional.

"Kalau saya pribadi sih, itu sudah lama dan sering terjadi dan saya melihat mereka (PSSI, red) seakan menutupi," ujar Zulkifli saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (7/12/2018).

Advertisement

Seperti diketahui, kasus pengaturan skor di pentas sepak bola nasional belakang ini marak diperbincangkan setelah insden di Liga 2.

Salah satu anggota Komite Eksekutif PSSI, Hidayat diduga mencoba mengatur skor pada pertandingan Babak 8 Besar Liga 2 antara Madura FC dan PSS Sleman.

Hidayat sendiri kemudian mundur setelah diputus bersalah oleh Komisi Disiplin PSSI. Bukan cuma itu, ia dihukum dilarang beraktivitas di sepak bola selama dua tahun dan denda Rp 150 juta.

Zulkifli menambahkan, kasus pengaturan skor di sepak bola Indonesia sebetulnya sudah cukup gamblang. "Yang tidak mengerti sepak bola pun sudah tahu," kata Zulkifli yang juga kapten PSM Makassar.

PSM Makassar bukannya tak pernah didekati oleh bandar pengaturan skor. Pelatih PSM, Robert Rene Albert baru-baru ini mengaku kerap kali didekati oknum yang ingin mengatur pertandingan.

2 dari 2 halaman

Tidak Berguna

Kapten PSM Makassar, Zulkifli Syukur (kiri). (Bola.com/Abdi Satria)

Menurut Zulkifli, sebagai seorang profesional, setiap pemain seharusnya mengerti untuk tidak terlibat dalam praktik pengaturan skor. Itu dikarenakan pratik tersebut tidak bermanfaat bagi karier sang pemain.

"Saya rasa tidak ada gunanya makan uang seperti itu. Kalau mereka menganggap diri mereka profesional, saya rasa hal-hal seperti itu pasti bisa mereka hindari," ujar Zulkifli.

Lebih lanjut, Zulkifli menyarankan agar para pemain menjauhi praktik pengaturan skor. Pasalnya, perbuatan tersebut akan menjadi bumerang bagi karier sang pemain di pentas sepak bola nasional.

Padahal, kata Zulkifli, sepak bola Indonesia merupakan satu-satunya panggung karier bagi para pemain tersebut. "Kalau sampai ketahuan, mereka mau ke mana. Toh mereka mainnya hanya di Indonesia," kata bek sayap yang jadi kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 itu.