Bola.com, Malang - Arema FC mengakhiri Gojek Liga 1 2018 bersama Bukalapak dengan catatan lumayan bagus. Jika melihat putaran pertama mereka sempat jadi juru kunci, kini tim berjuluk Singo Edan ini mengakhiri kompetisi di urutan 6 klasemen akhir dengan nilai 50.
Tapi bukan hal itu yang dibanggakan oleh manajemen. Melainkan, musim ini Arema untuk pertama kalinya sehat secara finansial. Indikasinya, mereka tidak pernah menunggak gaji seperti musim sebelumnya.
Itu disampaikan langsung oleh CEO Arema, Iwan Budianto usai pertandingan terakhir melawan Sriwijaya FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang (9/12/2018).
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah Arema, musim ini manajemen tidak pernah terlambat membayarkan gaji pemain. Bisa di cek sendiri kepada pemain. Setiap tanggap 25-30 manajemen selalu tepat waktu,” kata pria yang akrab disapa IB tersebut.
Dia menambahkan jika sebelumnya Arema selalu menunggak gaji pemain. Bahkan di musim 2013, dimana Arema dapat sokongan dana besar dari Cronus Grup, jadi masih ada sisa gaji pemain di akhir musim yang tertunggak.
“Musim itu, Arema memang dapat dana dari pihak ketiga dan mendatangkan pemain bintang, tapi masih sempat terlambat gaji,” imbuhnya.
Keberhasilan manajemen mengelola finansial ini memang sudah direncanakan sejak awal musim. Dimana kontrak pemain mulai dipangkas. Selain itu, ada beberapa penghematan dari segi operasional yang dilakukan.
“Padahal musim ini Arema banyak dapat cobaan. Mulai dari sanksi pengosongan tribun, sampai lima laga home terakhir tanpa penonton. Tapi manajemen musim ini masih berhasil mengelola finansial dengan baik,” tegas IB.
Ternyata keberhasilan itu juga ikut membuat tim finis lebih baik dibandingkan musim lalu. Padahal dari komposisi pemain, musim lalu Arema lebih mentereng. “Musim ini naik tiga peringkat. Karena musim lalu Arema di urutan 9. Semoga musim selanjutnya terus meningkat,” harap pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI itu.
Musim depan tentu manajemen Arema FC melanjutkan keberhasilan dalam mengelola finansial. Itu bisa membuat pemain lebih kerasan memperkuat Singo Edan. Sehingga image sebagai klub yang sering menunggak gaji pemain bisa luntur dengan sendirinya.