Bola.com, Guangzhou - Ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, terancam lolos ke semifinal BWF World Tour Finals 2018 setelah kalah dari pasangan China, Li Junhui/Liu Yuchen, di penyisihan grup A, Kamis (13/12/2018). Meski posisi kurang menguntungkan, mereka bertekad tampil habis-habisan pada laga terakhir Grup A.
Baca Juga
Kevin/Marcus kalah dua gim langsung dari Li/Liu dengan skor 18-21, 22-24. Kekalahan straight game tersebut membuat posisi Kevin/Marcus terancam. Mau tak mau mereka harus memenangkan laga terakhir melawan Han Chengkai/Zhou Haodong (China).
Namun, perhitungan poin masih akan ditentukan dengan satu partai lain di grup A antara Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark) melawan Li/Liu.
"Saya merasa kurang enak mainnya hari ini, leher belakang ketarik, jadi kalau smash terasa getar-getar. Mulai sakit saat kemarin melawan pasangan Denmark (Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen)," ujar Marcus, seperti dilansir situs PBSI.
"Kami masih belum tahu perhitungan poinnya bagaimana, pastinya kami main yang terbaik dulu (pada pertandingan terakhir)," ucap Marcus.
Marcus terlihat beberapa kali mengompres lehernya dengan ice bag saat rehat di interval gim. Hal yang sama terjadi saat ia mengikuti turnamen BWF World Super Series Finals 2017 di Dubai. Saat itu otot leher Marcus juga tertarik saat menjalani latihan hari pertama.
"Sebetulnya penampilan Li/Liu kurang lebih sama dengan yang sebelumnya. Tapi hari ini mereka lebih sabar dan kami banyak melakukan kesalahan sendiri. Pada gim pertama kami sudah sempat unggul, tapi di saat kritis, kami langsung kehilangan banyak poin, sebetulnya ini tidak boleh terjadi," kata Kevin Sanjaya.
Marcus Jalani Terapi
Pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat, mengakui peluang Kevin/Marcus ke semifinal agak berat. Tetapi, Kevin/Marcus akan tetap mencoba yang terbaik di pertandingan penyisihan ketiga.
Marcus akan menjalani terapi sebanyak dua kali sebelum pertandingan.
"Memang agak berat karena tadi kalahnya straight game. Untuk kondisi Marcus, nanti malam dan keesokan pagi akan diterapi. Kalau separah apa, masih susah mengukurnya, tapi sepertinya tidak separah di Dubai waktu itu, walaupun yang ketarik sama-sama di leher," tutur Aryono.
Baca Juga