Bola.com, Jakarta - Pembina Arema FC, Lalu Mara Satria Wangsa, merasa perlu angkat bicara soal rumor tak sedap bahwa pencapaian Tim Singo Edan di kompetisi Gojek Liga 1 2018 bersama Bukalapak atas bantuan intervensi Iwan Budianto (IB) sebagai Kepala Staf Ketua Umum PSSI.
Isu ini dicuatkan Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, ke sejumlah media. Disebut bahwa campur tangan tanpa bantuan IB sebagai pengurus teras PSSI, Arema tidak akan lolos dari jerat degragasi. Arema jadi bagian dari pihak yang terlibat dalam lingkaran setan pengaturan skor di sepak bola Indonesia.
Posisi IB yang rangkap jabatan sebagai pengurus PSSI sekaligus CEO Arema menciptakan conflict of interest, yang ujung-ujungnya menguntungkan Pasukan Kera-kera Ngalam.
"Pernyataan tersebut menjurus fitnah. Kami sudah mewakafkan IB untuk PSSI dan sehari-hari operasional PSSI Ruddy Widodo (General Manager Arema FC) yang menjalankan organisasi klub," ujar Lalu Mara Satria Wangsa yang secara khusus mengontak Bola.com pada Kamis (20/12/2018) sore untuk memberikan klarifikasi.
Menurut Lalu Mara, tudingan tersebut terlalu berlebihan, mengingat posisi klasemen Arema usai putaran pertama kompetisi kasta elite tak benar-benar parah. "Iya kami sempat terjerembab di papan bawah, tapi bicara hitung-hitungan poin yang kami raih, rasanya amat realitis untuk bangkit keluar dari kemelut."
"Kami melakukan belanja pemain untuk mendongkrak posisi di putaran kedua. Kami keluar uang untuk mendatangkan pemain berkualitas macam Makan Konate, Hamka Hamzah, dan Alfin Tuasalamony. Kami berjuang untuk bangkit, dan jika bicara materi pemain yang kami miliki wajar jika di akhir musim kami ada di jajaran papan tengah," ucap Lalu Mara.
Menurut sang politisi asal Partai Golkar tersebut, satu-satunya jalan untuk meluruskan kasus tuduhan KKN atas prestasi Arema FC adalah lewat jalur hukum.
Manajemen harus melaporkan Akmal ke pihak kepolisian atas fitnah yang dia lakukan kepada Arema. Langkah menyelesaikan persoalan ini lewat jalur hukum sesuatu yang bagus untuk menghindari munculnya rumor-rumor tak sedap di masa depan. Kalau punya bukti kami memanfaatkan Iwan Budianto, silahkan dibuka di pengadilan," ucap pria asal NTB tersebut.
"Kami harus dan wajib menjaga nama baik Arema sebagai institusi dan juga menjaga nama baik pimpinan kami, dalam hal ini Iwan Budianto," timpal Lalu Mara lagi.
Tuntut Permintaan Minta Maaf
Sebelumnya, Media Officer Arema, Sudarmaji, meminta agar Akmal menarik komentarnya dan meminta maaf kepada publik karena pernyataan itu menyinggung semua komponen di Arema yang sudah berjuang keras musim ini.
"Arema berhasil lepas dari papan bawah karena perjuangan keras. Mulai perekrutan pemain di putaran kedua dan usaha semua pemain, tim pelatih dan semuanya. Komentar itu (Arema lolos degradasi karena sudah diatur) tentu sangat menyakitkan bagi kami," tegas Sudarmaji.
Manajemen Arema memberikan waktu kepada Akmal untuk melakukan klarifikasi dalam 2×24 jam. Jika tidak ada tanggapan dari Akmal, manajemen, pemain, pelatih, Aremania akan melakukan gugatan bersama.
"Kami prihatin kenapa harus membangun sepak bola dengan ujaran isu dan fitnah seperti itu. Persoalan match fixing mestinya diselesaikan secara hukum. Tidak menebar isu kebencian seperti itu. Sekarang, banyak yang telepon dan datang ke kantor Arema agar bersikap atas pernyataan Akmal Marhali," lanjut Sudarmaji.
Dia menegaskan manajemen, pemain, dan semua pihak di Arema sudah habis-habisan untuk Arema karena pengalamam tujuh pekan di dasar klasemen membuat mereka melakukan banyak perubahan.
"Manajemen Arema juga meningkatkan performa dengan memberikan hak pemain tepat waktu demi memacu semangat juang di lapangan," ucap Sudarmaji.
Menurut Lalu Mara tak perlu manajemen Arema meminta klarifikasi atau meminta oknum yang mencuatkan pernyataan meminta maaf. "Selesaikan secara hukum, biar gamblang jelas semuanya. Saya akan berkoordinasi dengan jajaran manajemen soal ini," tutur pria yang juga menjabat sebagai wakil manajer Arema FC itu.
Baca Juga
Timnas Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF 2024, PSSI: Pemain Sudah Tampil Maksimal
Skuad Timnas Indonesia yang Gagal di Piala AFF 2024 Awalnya Diproyeksikan untuk Pertahankan Medali Emas di SEA Games 2025
Cristian Gonzales Tawarkan Diri ke Erick Thohir Jadi Pelatih Striker Timnas Indonesia setelah Tersingkir dari Piala AFF 2024