Bola.com, Jakarta - Proliga sebagai kompetisi voli profesional tertinggi di Indonesia selalu menjadi daya tarik bagi para pemain asing. Setiap klub kontestan diwajibkan minimal memiliki satu dan maksimal dua pemain asing.
Di Proliga 2019, ada empat pemain timnas voli putri Thailand yang tersebar di empat klub yang berbeda, yaitu Pimpichaya Kokram (Bandung Bank BJB Pakuan), Ajcharaporn Kongyot (Jakarta BNI 46), Jutarat Montripila (Jakarta Elektrik PLN), dan Pornpun Guedpard (Jakarta PGN Popsivo Polwan).
Baca Juga
Sementara itu, di sektor putra muncul satu nama yang menarik perhatian. Dia adalah Sim Jian Qin yang bergabung di Jakarta Garuda. Dari namanya mungkin banyak yang akan menebak bahwa dia adalah pevoli asal China.
Namun, Sim merupakan seorang pevoli berkewarganegaraan Malaysia. Bahkan, dia tercatat sebagai pevoli Malaysia pertama yang pernah turun di Proliga. Sebelumnya, belum pernah ada pevoli asal Negeri Jiran yang berkompetisi di Indonesia.
Sim merupakan pemain timnas voli putra Malaysia. Pemain kelahiran 10 November 1995 itu mengaku sudah lama penasaran mencoba atmosfer Proliga. Saat mendapat tawaran tampil di Proliga, dia langsung menyambarnya.
“Beberapa tahun lalu saya sempat dapat tawaran juga untuk ikut Proliga. Tapi, saya waktu itu masih kuliah. Sekarang, kuliah saya sudah hampir selesai. Makanya saya langsung menerima tawaran bergabung Garuda,” kata Sim kepada Bola.com, beberapa waktu lalu.
Saat ini, Sim masih berstatus sebagai mahasiswa aktif jurusan Teknik Sipil di Universitas Inti, Subang Jaya, Malaysia. Pada awal Desember lalu, pria berpostur 189 cm itu mengaku sudah menjalani ujian akhir dan sedang menunggu momen wisuda.
Malaysia Tak Punya Turnamen Voli
Menurut Sim, Malaysia sudah tidak lagi memiliki kompetisi voli nasional. Makanya, pevoli di sana harus mau ke luar negeri untuk tetap bisa menjaga kualitas permainan secara profesional.
“Di Malaysia sudah tidak ada liga voli lagi. Dulu padsa 2011 dan 2012 pernah ada, tapi sekarang sudah berhenti. Opsinya bisa ke Thailand atau Vietnam biasanya untuk di Asia Tenggara. Ini juga jadi pertama kali buat saya main di luar Malaysia,” terang Sim.
“Situasinya memang sulit untuk pemain voli seperti saya di Malaysia. Di sana, pevoli usia 28 atau 30 tahun biasanya berhenti dan akan diganti pemain muda. Makanya saya juga ingin menyelesaikan kuliah supaya dapat pekerjaan selepas pensiun jadi pemain voli,” imbuhnya.
Daya tarik Proliga begitu kuat bagi Sim karena sudah mengamatinya sejak. Dia juga beberapa kali mencoba menonton pertandingan Proliga lewat YouTube dan melihat kualitas pemain dan kompetisi ini.
“Tapi, yang membuat saya penasaran adalah kehadiran pemain Kuba dan Eropa. Biasanya, kompetisi voli Asia Tenggara cuma mendatangkan pemain asing asal Asia seperti China misalnya. Di Proliga, banyak pemain bagus dari luar Asia dan itu akan menambah pengalaman pemain Asia,” ucapnya.
Jakarta Garuda dibentuk oleh PP PBVSI untuk mengembangkan pemain muda masa depan. Skuat mereka juga dihuni oleh mayoritas pemain di bawah usia 20 tahun. Nah, Sim yang kini telah berusia 23 tahun juga ingin banyak belajar lagi.
“Voli Malaysia sangat tertinggal dari Indonesia. Saya tahu, Garuda didirikan untuk melakukan pengembangan dan pembinaan pemain muda. Saya sendiri merasa perlu ikut andil karena juga ingin mendapat pelajaran baru,” tuturnya.