Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia U-22 terpilih, Indra Sjafri, menyayangkan skandal pengaturan skor yang mencuat pada sepak bola Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Pelatih asal Sumatra Barat itu menyebut skandal pengaturan skor bisa dicegah asal Indonesia punya generasi pemain yang memiliki integritas.
Baca Juga
Skandal pengaturan skor kembali mencuat, mengacu pada dugaan kasus yang terjadi di Liga 2 dan Liga 3 musim 2018.
Kasus itu ikut membuka lagi kekalahan Timnas Indonesia di laga final Piala AFF 2010, yang hingga sekarang terkesan masih jadi misteri.
Indra Sjafri mengungkap, sepak bola yang memiliki nilai ekonomis, memang tidak bisa dipisahkan dari perjudian. Tetapi, perjudian itu seharusnya tidak bisa masuk ke sepak bola dengan cara match fixing termasuk pengaturan skor.
"Saya tahu dalam sepak bola itu ada nilai ekonomisnya. Secara industri menghasilkan banyak uang. Perjudian juga saya lihat di sepak bola di mana-mana, itu ada. Yang tidak boleh kan perjudian itu masuk ke sepak bola dengan cara mengatur skor," kata Indra Sjafri ketika dihubungi Bola.com, Jumat (21/12/2018).
Menurut Indra Sjafri, kasus pengaturan skor bisa dicegah andai semua pihak mampu bersinergi. Contohnya, Indonesia harus memiliki generasi pemain yang berintegritas, klub harus profesional dengan membayar gaji pemain tanpa telat, serta pelatih-pelatih harus punya mental baja untuk menolak rayuan-rayuan dari oknum pengatur skor.
"Yang salah tidak hanya penyuap, yang menerima suap juga salah. Jadi, Indonesia perlu generasi pemain yang memiliki integritas. Sebab, ujung-ujungnya kan pemain yang jadi sasaran, tidak bisa pemain, dia masuk ke pelatihnya. Seperti itu kan saya lihat modus mereka. Namun, semuanya juga menyangkut ke klub yang harus tepat waktu membayarkan gaji pemain. Kalau itu dilakukan, mungkin tidak akan ada hal-hal semacam itu," tutur Indra Sjafri.
Skandal pengaturan skor di Indonesia sudah menjadi perhatian khusus dari pihak Kepolisian Republik Indonesia. Kapolri Tito Karnavian langsung bergerak cepat dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti-Mafia Bola untuk bisa memberantas pengaturan skor.