Bola.com, Malang - Manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo alias BS kembali menerima sanksi dari komisi displin PSSI. Hukuman yang diterimanya sama dengan 2015, yakni dilarang beraktivitas dalam sepak bola seumur hidup.
Kali ini sanksi itu dijatuhkan karena dia melanggar kode disiplin PSSI. Lantaran dia berusaha mengatur lolosnya Persekam dan PS Ngada dari babak 32 besar Liga 3 dengan dana patungan 200 juta rupiah.
Komdis juga sempat memanggil BS pada 19 Desember, api yang bersangkutan tidak datang. Dikonfirmasi terkait sanksi tersebut, mantan runner pengaturan skor tersebut memberikan penjelasan. Ia mengaku tidak menerima surat panggilan tersebut dan hadir dalam acara Mata Najwa pada malam harinya.
Baca Juga
“Saya tidak pernah menerima panggilan itu baik lewat telepon, SMS atau whatsapp. Saya juga sudah cek sekretariat Metro FC, tidak ada email masuk,” jelasnya.
Sampai saat ini BS juga tidak menerima surat sanksi tersebut. Karena itu, dia juga tidak bisa melakukan banding atau somasi. “Saya masih menunggu surat itu datang lebih dahulu. Setelah itu baru melakukan tindakan,” jelasnya.
BS menegaskan jika dapat panggilan dari komdis PSSI, dia memastikan diri akan hadir. “Jangankan dipanggil komdis PSSI, dipanggil setan pun saya datang,” katanya.
Artinya, setelah mendapatkan surat resmi terkait sanksi itu, BS akan melakukan banding. Sama seperti yang dilakukannya saat menerima sanksi pada 2015. Waktu itu dia berhasil mendapatkan pemutihan dan kembali berkiprah di dunia sepakbola sebagai manajer Persekam Metro FC musim ini.
Terkait kasus dengan PS Ngada, BS sudah menegaskan jika itu adalah salah satu cara yang digunakan untuk menguak dunia hitam sepakbola Indonesia.
Dia hanya menjebak dan ingin mengetahui apakah PS Ngada tertarik melakukan hal non teknis untuk meloloskan tim dari babak 32 besar Liga 3. Namun ternyata tim itu tidak mau mengikuti tawaran BS. Justru dia dilaporkan dan kini dijatuhi sanksi.
“Seperti saya tegaskan dulu, saya sekarang jadi detektif swasta sepak bola Indonesia. Tidak ada niatan untuk kembali ke dunia match fixing,” tegas Bambang Suryo.