Milan - Pelatih AC Milan, Gennaro Gattuso, menilai Inter Milan layak mendapat hukuman larangan bertanding tanpa penonton di Giuseppe Meazza dalam dua laga. Sanksi itu dijatuhkan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
I Nerazzurri dihukum akibat ulah suporternya. Pendukung Inter melontarkan ejekan rasial kepada bek Napoli, Kalidou Koulibaly, pada laga pekan ke-18 Serie A, Rabu (26/12/2018).
Koulibaly mendapatkan nyanyian rasialisme dari oknum pendukung Inter Milan. Alhasil, saat Inter menjamu Sassuolo dan Bologna mereka takkan didukung suporternya.
"Saya setuju dengan apa yang dikatakan Carlo Ancelotti (tentang ulah rasialisme fans Inter Milan). Tentu saja, kasus ini bukan ada di negara kita saja (Italia)," kata Gattuso, dikutip dari Football Italia.
"Sudah saatnya, sepak bola berhenti, pertandingan berhenti (dengan hinaan untuk para pemain). Kita harus lebih baik, ini hampir 2019. Terlalu sering di sini, dalam satu pertandingan saja ada empat orang bodoh yang memulai nyanyian rasialisme," ujarnya menambahkan.
Pelatih asal Italia itu juga meminta klub di negaranya meniru sepak bola Inggris. Gattuso menilai suporter dalam sepak bola Inggris sudah lebih beradab.
"Kita lihat saja di Inggris, ada peradaban olahraga yang hebat. Namun, saya tidak berpikir Italia adalah negara yang rasis, karena di sini ada banyak imigran."
"Ini masa yang darurat. Namun, saya pikir tidak ada ruginya dengan hukuman itu (untuk Inter Milan)," ucap Gattuso.
Presiden FIGC Geram
Banyaknya kejadian yang tak menyenangkan itu lantas membuat Presiden FIGC, Gabriele Gavriana, geram. Dia mengatakan, sepak bola tak akan menoleransi adanya kekerasan yang terjadi terhadap pemain maupun para pendukung, baik itu secara lisan atau pun fisik.
"Kami sangat mengutuk semua bentuk kekerasan fisik dan verbal. Kami tidak menoleransi perilaku seperti itu karena dapat merusak dunia sepak bola," ujarnya, dilansir dari BBC.
Saksikan video pilihan berikut ini: