Bola.com, Semarang - Penangkapan Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng, oleh Satgas Anti-Mafia Bola di Jakarta (27/12/2018) tak memengaruhi roda organisasi di Jawa Tengah. Aktivitas Asprov PSSI Jateng tetap berjalan seperti biasa, meski untuk sementara tanpa ketua yang sedang menjalani proses hukum.
Johar Lin Eng ditangkap tim Satgas Anti-Mafia Bola atas dugaan praktik pengaturan skor sepak bola Indonesia. Polda Metro yang dipimpin Ipda Elia Umboh menjemput Johar saat mendarat dari Solo menggunakan pesawat Citilink QG-122 pada jam 10.19 WIB. Johar saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka.
Sekretaris Asprov PSSI Jawa Tengah, Purwidyastanto, memastikan fungsi organisasi Asprov PSSI Jawa Tengah tidak berhenti. Pengurus dan anggota Asprov PSSI Jateng tetap bisa menjalankan fungsi organisasi dalam kinerja yang telah tersusun dan terprogram secara baik.
Menurut Purwidyastanto, masalah yang dialami Johar Lin Eng adalah secara personal, dalam struktur jabatan PSSI Jateng.
"Meski benar personal tersebut adalah pejabat dalam struktural Asprov, kami menilai masalah ini di luar kontekstual organisasi. Jadi, tidak lebih dari persoalan pribadi yang ada padanya. Pak Ketua secara personal juga sudah didampingi kuasa hukum," ungkapnya saat ditemui di Stadion Wijayakusuma, Cilacap, belum lama ini.
Asprov PSSI Jateng lantas mengajak 38 klub, 35 Asosiasi Kabupaten/Kota, dan Asosiasi Futsal untuk melihat peristiwa yang dialami ketua, bukan kebijakan dan prinsip organisasi. Pria yang akrab disapa Anto menyebut peristiwa-peristiwa pribadi dapat menimpa siapa pun.
Selama tahun 2018, program kerja Asprov PSSI Jateng sudah dilakukan secara ketat. Pihaknya juga sudah memberikan pembekalan kepada perangkat pertandingan sebagai proteksi internal dari pihak-pihak luar.
Selain itu, Komisi Disiplin Asprov PSSI Jawa Tengah juga dievaluasi. Mulai pelaksanaan Liga 3, Liga Soeratin U-17, Piala Soeratin U-15, dan Piala Soeratin U-13.
"Kami mencoba menguatkan internal kepada wasit dan pengawas pertandingan. Jika ada peristiwa pelanggaran, tentu kami hukum. Pelanggaran tidak hanya disiplin tapi juga teknis dan etika. Kami punya ketegasan, ada wasit tidak baik, laga harus berhenti. Ada peristiwa pertandingan yang bermasalah tentu kami hukum," jelas Purwidyastanto.