Bola.com, Jakarta - Kepala Staf Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto, dilaporkan mantan Manajer Perseba Super Bangkalan, Imron Abdul Fatah, kaitan kasus pemerasan beberapa tahun silam. Bagaimana respons pria yang juga tercatat sebagai CEO Arema FC itu?
IB, sapaan karib Iwan Budianto, menyebut bahwa kejadian yang dilaporkan sudah lama, hampir sepuluh tahun berselang. Karenanya, pria berusia 44 tahun ini menyebut susah untuk merekonstruksi detail kejadian seperti yang dituduhkan padanya tersebut.
"Kejadian yang disampaikan itu sudah terlalu lama," ujar IB, pada Bola.net, Selasa (8/1/2019) malam.
"Pasti, bukanlah hal mudah bagi saya untuk mengingat," tuturnya.
Selain itu, IB mengaku tak mau berkomentar lebih banyak soal laporan ini. Pria yang beberapa tahun kerap stigmakan sebagai salah satu bagian dari lingkaran setan mafia sepak bola Indonesia, walau tak pernah terbukti, meminta dukungan doa.
"Mohon doa dan dukungannya," tutur Iwan.
Bermula dari Kasus 2009 Kasus yang menyangkut IB ini terjadi pada 2009 lalu. Namun, kasus ini baru dilaporkan oleh Mantan Manajer Perseba Super Bangkalan, Imron Abdul Fatah, kepada Satgas Antimafia Bola.
Dalam laporannya, Imron mengaku diminta mengirimkan sejumlah uang oleh IB. Transaksi ini terjadi pada Piala Soeratin, November 2009 silam.
Waktu itu, Perseba Bangkalan terpilih sebagai tuan rumah. Namun, IB disebut mengancam menganulir hal tersebut jika Imron tak mengirimkan sejumlah uang. Waktu itu, IB disebut meminta uang senilai Rp 140 juta. Imron sudah mengirim sebagian pada IB.
IB kemudian meminta agar Imron menghubungi H, yang juga petinggi PSSI. Seseorang berinisial H pun menurut Imron menyarankannya untuk segera mengirim kekurangan uang kepada Iwan Budianto yang namanya meroket di sepak bola Tanah Air usai mengantarkan Persik Kediri juara Liga Indonesia 2003 itu.
Sumber: Bola.net