Bola.com, Bandung - Jelang musim 2019, manajemen Persib Bandung memutuskan tidak memperpanjang kontrak tujuh pemain. Dari tujuh pemain itu, satu di antaranya adalah Atep, yang sudah 10 tahun memperkuat Persib.
Kabar itu cukup mengejutkan karena Atep selama ini identik dengan Persib, bahkan sempat menjadi icon tim berjulukan Maung Bandung tersebut.
Bola.com berkesempatan mewawancarai Atep di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Senin (14/1/2019), terkait keputusan manajemen Persib tersebut.
Persib telah memutuskan kontrak Anda, bagaimana perasaan Anda?
Mengejutkan ya, tapi saya juga sudah prediksi akan ke arah sana (pemutusan kontrak). Tapi, yang mengejutkannya, saya terima keputusan pada detik-detik terakhir jelang latihan perdana.
Kapan tepatnya Anda mendapat keputusan dari manajemen?
Saya mendapat keputusan lewat telepon pada Sabtu (12/1/2019), sekitar jam 10.00 WIB. Kebetulan saya di Sukabumi bersama keluarga sedang acara pernikahan kerabat.
Apa yang terlintas di benak setelah menerima kabar itu?
Yang pertama saya ajak bicara adalah istri. Saya tanya ke istri harus siap dengan keputusan ini. Mungkin istri juga berat, apalagi saya yang berada di sini (Persib) cukup lama karena buat saya, merasa satu keluarga.
Memang saat itu saya bareng Tantan, Dado (Dedi Kusnandar), Deden. Tapi, saya tidak cerita dulu karena situasinya sedang di acara pernikahan.
Sore harinya, saya ada acara pembukaan Mini Soccer di Cianjur, kami main bola di sana dengan teman-teman Persib. Situasinya seolah-olah jadi seperti laga perpisahan saya karena dipenuhi Bobotoh Viking Cianjur.
Saat pembukaan itu saya sudah nangis saja karena mungkin nggak kuat karena biasa berdampingan dengan teman-teman, saya juga ikut terbawa arus, sedih banget.
Berat Jadi Lawan Persib
Selama 10 tahun, momen apa yang tak terlupakan?
Yang pasti banyak. Ketika momen kepindahan saya dari Persija ke Persib pun momen yang tidak bisa dilupakan karena saat itu saya dipertahankan Persija, tapi saya ambil keputusan masuk Persib.
Walau saat itu tidak menjadi pilihan utama dalam line-up dan saya harus berjuang untuk mendapatkan posisi itu di era Jaya Hartono. Setelah itu saya mendapatkan posisi dan menghasilkan gol demi gol di setiap pertandingan.
Momen lain yang paling tidak bisa saya lupakan adalah ketika mimpi saya ingin membawa Persib juara, karena saya bisa mendapat trofi di tahun 2014. Itu pasti momen paling yang diingat abadi oleh saya.
Rencana ke depan setelah kontrak tak diperpanjang Persib?
Saya belum tahu, saya harus berdiskusi dengan istri karena saat ini masih dalam suasana sedih. Bayangkan saja setelah 10 musim, saya identik dengan logo Persib, dengan warna biru, dan harus berakhir musim ini.
Sudah ada tim lain yang menghubungi?
Saya selalu bertanya apakah saya sudah siap berganti kostum, berganti logo, ini masih dalam tahap pertimbangan.
Memang setelah keputusan kemarin ada beberapa tim yang menghubungi saya, tapi saya tidak berani memutuskan karena masih mencoba menenangkan diri dulu, berdiskusi bagaimana baiknya karena saya juga ingin tetap bermain dan saya merasa cukup bisa untuk beberapa tahun ke depan.
Bisa disebutkan tim mana saja yang mendekati Anda?
Yang pasti saya tidak mau nanti harus ketemu dengan Persib. Itu sangat berat bagi saya karena saya terlalu identik dengan Persib. Ketika nanti harus menjadi musuh di lapangan itu sangat berat. Kalau bisa main di luar Indonesia agar tidak bertemu Persib.