Bola.com, Surabaya - Kedatangan Rudy Eka Priyambada ke Persebaya Surabaya untuk menempati pos pelatih fisik sempat mengejutkan banyak pihak. Alasannya, dia pelatih muda yang sarat pengalaman dan telah meraih lisensi AFC A.
Rudy juga pernah beberapa kali menangani klub dengan berstatus pelatih kepala. Terakhir, pria berusia 36 tahun itu mendapat jabatan tersebut saat menangani PS Tira sebelum dipecat pada pertengahan musim lalu.
Baca Juga
Persebaya juga sudah menetapkan Djadjang Nurdjaman sebagai pelatih kepala. Statusnya sama dengan Rudy, berlisensi AFC A dan kini tengah dalam proses mendapatkan lisensi AFC Pro.
Keduanya tentu telah berbagi peran. Rudy mendapatkan jabatan sebagai pelatih fisik. Ditambah dengan Bejo Sugiantoro sebagai asisten pelatih, tiga sosok ini akan melengkapi jajaran kepelatihan Persebaya pada musim 2019.
Dalam enam hari latihan selama bulan ini, Rudy mendapatkan porsi tugas terbanyak. Dia yang mengatur para pemain Persebaya dan berteriak lantang memberikan instruksi. Porsi latihan fisik menjadi menu pemain Persebaya dalam beberapa hari terakhir.
Djanur tidak menampik Rudy punya keistimewaan pada sisi semangat. Kebersamaan selama kursus lisensi kepelatihan AFC Pro membuat mereka sepakat bekerja sama.
"Mudah-mudahan saya tidak salah merekrut Rudy. Dia kursus dengan saya AFC Pro. Sebagai anak muda, dia bisa pelatih energik dan terus menggali ilmu sepak bola modern," ucap Djanur
"Dia pernah di Bahrain dan kemudian PS Tira. Dia tahu dan paham sepak bola karena pernah bekerja sama dengan Stefan Hansson (di Mitar Kukar), pengalaman dia cukup banyak dan bertindak sebagai pelatih fisik," imbuh pelatih Persebaya Surabaya berusia 54 tahun itu.
Sudah Dalami Kepelatihan Fisik
Rudy mengklaim sudah berpengalaman dalam mendalami kepelatihan fisik. Saat di Bahrain, dia berusaha menyerap ilmu kepelatihan itu sebagai modalnya kembali ke Indonesia.
"Football is conditioning. Orang berbicara sepak bola banyak sekali yang bisa dipelajari. Apa pun yang terjadi di lapangan itu, aksinya di lapangan, itu yang dinamakan sepak bola," ujar Rudy.
Pengalaman itu akan membantu Rudy dalam tugas baru sebagai pelatih fisik. Dia juga tidak menampik belum pernah menjadi pelatih fisik di klub mana pun. Tapi, pemahamannya sudah cukup dan dia juga akan berusaha terus belajar.
Dalam beberapa kali latihan, Persebaya menerapkan jadwal padat. Satu sesi di gym, dan satu lagi di lapangan. Dua-duanya juga sama-sama menggenjot latihan fisik pemain.
"Di kurikulum PSSI, Filanesia (filosofi sepak bola Indonesia), latihannya seperti itu. Latihan tidak terisolasi, tapi holistic (menyeluruh). Latihan fisik menjadi bagian dari sepak bola. Ada tambahan seperti prevention injury (pencegahan cedera) di gym," ucap Rudy.