Piala Asia 2019: Cerita Timnas Korsel dan Kutukan Medali Palsu

oleh Marco Tampubolon diperbarui 16 Jan 2019, 19:40 WIB
Timnas Korea Selatan jelang melawan Filipina di penyisihan Grup C Piala Asia 2019 (7/1/2019). (AFP/Giuseppe Cacace)

Jakarta - Federasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) berusaha membersihkan 'dosa' masa lalu yang dilakukan kepada para pemain yang menjuarai Piala Asia 1960. Meski demikian, KFA membantah langkah itu dilakukan untuk meningkatkan prestasi Pejuang Taeguk. 

Korea Selatan tidak hanya sukses menjadi tuan rumah pada Piala Asia 1960 lalu. Negeri Ginseng juga keluar sebagai juara usai menyapu bersih seluruh laga di putaran final. Saat itu babak utama hanya diikuti empat negara yang bermain dengan sistem round robin.

Advertisement

Korsel jadi kampiun usai mengalahkan Israel, Vietnam Utara, dan Tiongkok. 

Namun suka cita para pemain terasa hambar karena KFA ternyata memberikan medali palsu. "Mereka melapisinya dengan emas murahan yang mudah terkelupas," kenang Park Kyung-hwa, salah seorang pemain yang memperkuat Timnas Korsel pada Piala Asia 1960. 

Anehnya, sejak saat itu tidak Korea Selatan tidak pernah mengangkat trofi lagi. Meski berulang kali lolos ke babak utama Piala Asia, Pejuang Teaguk selalu gagal menjadi juara.

Seperti dilansir BBC, banyak yang beranggapan nasib buruk ini merupakan kutukan dari medali palsu tersebut. Karena itu, publik Korsel mendesak agar KFA menggantinya. 

Pada tahun 2014, KFA mulai mengganti medali palsu tersebut dengan emas asli. Dan sebelum Piala Asia 2015, KFA memberikannya kepada enam pemain atau perwakilannya.

Namun 'kutukan' medali palsu tersebut tak juga berakhir. Timnas Korea Selatan tetap gagal mengangkat trofi setelah di babak final kalah 1-2 dari Australia. 

Jelang Piala Asia 2019, KFA melanjutkan program ini. KFA memberikan medali emas asli kepada 4 pemain lainnya yang kemudian diterima oleh ahli waris. Meski demikian, KFA membantah melakukan hal itu demi meningkatkan performa tim pada turnamen in. 

"Kejadiannya sudah lama,  jadi sedikit sulit untuk mencari lokasi keluarga para pemain," kata Kyung-hwa. Menurutnya, masih 8 pemain lagi yang belum menerima medali pengganti. 

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini.

2 dari 2 halaman

Pendam Kesedihan

Suporter Timnas Korea Selatan U-23 di final sepak bola Asian Games 2018 di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (1/9/2018). (Bola.com/Dok. INASGOC)

Sementara itu, Kim Hong-bok merupakan salah seorang pemain yang menerima medali pengganti Piala Asia 1960. Medali tersebut diberikan kepada putrinya, Kim Hwa-soon. 

"Meskipun ayah saya tidak bicara mengenai itu (medali palsu), saya yakin dia sangat sedih saat itu," kata Kim Hwa-soon. "Saya berharap para pemain bisa memenangkan Piala Asia tahun ini. Saya yakin ayah saya ingin melihat hal itu juga," beber Kim Hwa-soon. 

Pada Piala Asia 2019, Korea Selatan bergabung di C bersama Tiongkok, Kyrgystan, dan Filipina. Saat ini, Korea Selatan berada di urutan kedua dengan 6 poin dari dua laga. 

Pada pertandingan berikutnya, Korea Selatan bakal bertemu pimpinan grup Tiongkok. Dalam duel ini, Korea Selatan bakal diperkuat pemain Tottenham Hotspur, Son Heung-min. 

Saksikan juga video menarik di bawah ini: