5 Hal Iringi Mundurnya Edy Rahmayadi dari PSSI

oleh Windi Wicaksono diperbarui 20 Jan 2019, 12:50 WIB
Edy Rahmayadi akhirnya mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Jakarta, - Edy Rahmayadi menyatakan mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI. Keputusan itu disampaikan Edy dalam sambutannya ketika membuka Kongres Tahunan PSSI di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019). Ini dianggap keputusan mengejutkan dari pria berusia 57 tahun itu.

Pasalnya, desakan Edy Rahmayadi mundur sudah nyaring terdengar sejak lama. Terutama setelah kegagalan Timnas Indonesia di berbagai level usia.

Advertisement

Selain itu, Edy Rahmayadi juga dinilai sudah tidak fokus memimpin PSSI, terutama setelah terpilih sebagai Gubernur Sumatra Utara. Edy Rahmayadi merangkap tiga jabatan sekaligus, Ketum PSSI, Gubernur Sumut, dan Ketua Dewan Pembina PSMS Medan.

Puluhan ribu suporter Timnas Indonesia menandatangani petisi online meminta Edy Rahmayadi mundur. Namun, petisi tersebut sempat diabaikan mantan Pangkostrad ini.

Beberapa kali Edy Rahmayadi menegaskan menolak mundur dari kursi Ketua umum PSSI. Sederet kontroversi juga dia lakukan semasa menjalani jabatan Ketum PSSI.

Namun, ada beberapa hal terkait mundurnya Edy Rahmayadi dari jabatan Ketua Umum PSSI. Berikut daftarnya. 

2 dari 3 halaman

5 Hal

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi saat jumpa pers terkait meninggalnya suporter Persija, Haringga Sirila, di Jakarta, Selasa (25/9). PSSI menghentikan sementara waktu Liga 1 2018 dalam pertandingan putaran ke dalam 18 klub. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

1. Kesedihan Anak Edy Rahmayadi Ayahnya Dicerca

Kritikan dan desakan mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI sempat tidak memengaruhi Edy Rahmayadi. Namun, Edy mengaku sedih ketika mengetahui anaknya tidak ingin dicerca ketika memimpin PSSI.

"Tapi, yang buat saya sedih, karena anak saya sedih, karena tak ingin ayahnya dicerca. Kata anak saya, Ayah sudahlah (berhenti jadi Ketua PSSI)," tuturnya.

2. Pensiun Dini dari Kesatuan TNI

Letnan Jenderal Edy Rahmayadi resmi diberhentikan dari jabatan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Pemberhentian itu dalam rangka pensiun dini dari kesatuan TNI.

Hal itu tercantum dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/12/I/2018 tentang Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI. Kala itu, Edy pensiun dini dari TNI karena mencalonkan diri menjadi Gubernur Sumatra Utara.

3 dari 3 halaman

Tolak Suap Rp1,5 Triliun

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi dan Wakil Ketua Joko Driyono usai jumpa pers terkait meninggalnya suporter Persija, Haringga Sirila, di Jakarta, Selasa (25/9). PSSI secara resmi menghentikan sementara waktu Liga 1 2018. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

3. Mengaku Tolak Suap Rp1,5 Triliun

Salah satu anggota Exco PSSI, Refrizal membeberkan fakta mengejutkan tentang Edy Rahmayadi dalam acara Mata Najwa. Edy Rahmayadi ternyata sempat ditawari suap Rp1,5 Triliun.

Refrizal bahkan menyatakan Edy menolak suap bernilai triliunan rupiah dari mafia luar negeri. Namun, tidak disebutkan rinci dalam klaim tersebut, suap untuk apa yang ditolak Edy Rahmayadi.

4. Pernyataan-Pernyataan Kontroversial

Edy Rahmayadi dikenal dengan pernyataan-pernyataannya yang kontroversial. Pernyataannya bahkan kerap menjadi meme di media sosial.

5. Tentara Cinta Sepak Bola

Edy Rahmayadi diketahui memang tentara yang mencintai sepak bola. Sebelum menjadi pembina PSMS Medan, Edy Rahmayadi pernah menjadi Ketua Persatuan Sepak Bola Angkatan Darat (PSAD) pada tahun 2000-2005. Saat itu Edy masih menjabat sebagai Danyon Linud 100 Medan dan PSAD bermain di Divisi 2 PSSI.

Sumber: Liputan6.com