Bola.com, Jakarta - Tuntas sudah perjuangan dan pengabdian Debby Susanto untuk bulutangkis Indonesia. Pemain berusia 29 tahun itu memutuskan pensiun setelah kalah pada babak pertama Indonesia Masters 2019, di Istora Senayan, Selasa (22/1/2019).
Pasangan Ronald/Debby Susanto tersingkir setelah takluk 15-21, 13-21 dari ganda campuran Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich. Debby mengatakan akan gantung raket setelah mengajukan surat pengunduran diri ke PBSI pada akhir Januari.
Baca Juga
"Untuk sekarang, saya ingin fokus ke keluarga. Untuk bulutangkis, sementara udah dulu. Saya jarang pulang ke rumah, ibaratnya kaya main rumah tangga-rumah tanggaan gitu," kata Debby setelah pertandingan.
"Saya mau fokus ke orang tua, dari kecil kan merantau, mau quality time sama mereka," imbuh dia.
Debby mengaku bukan hal mudah meninggalkan bulutangkis yang selama ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidupnya. Dia sudah belasan tahun mengabdi di cabang olahraga andalan Indonesia itu.
Salah satu pencapaian terbaik Debby saat memenangi All England 2016 bersama Praveen Jordan. Dia mengaku akan sangat merindukan bulutangkis yang sudah membesarkan namanya.
"Dari bangun tidur sarapan biasa siap-siap mau latihan, habis latihan harus istirahat. Kalau ditanya apa yang dikangenin pasti banyak banget. Lebih dari setengah dari umur saya, sudah 17 tahun saya habiskan di bulutangkis," kata Debby Susanto, seperti dilansir situs PBSI.
Debby mengakui banyak impian besar yang belum diraihnya selama berkiprah di bulutangkis. Namun, dia mengaku tidak menyesalinya.
"Sebetulnya masih banyak yang belum dicapai seperti medali olimpiade dan medali kejuaraan dunia. Tapi saya tidak mau fokus ke sana, saya merasa puas dengan apa yang saya dapat dari nol sampai sekarang. Bukan hasil yang didapat, tapi proses yang sudah saya lalui yang lebih saya banggakan," kata Debby Susanto.
Dukung Praveen Jordan
Debby mencapai puncak karier bersama Praveen Jordan. Namun, pada Indonesia Masters ini dia malah berpasangan dengan Ronald.
Menurut Debby, ada alasan tak berpasangan dengan Praveen pada momen perpisahannya tersebut.
"Banyak yang tanya kenapa perpisahannya tidak sama Jordan? Jordan harus fokus perolehan poin olimpiade, dia harus mengumpulkan poin dan mengikuti turnamen sebanyak-banyaknya bersama Melati (Daeva Oktavianti). Biarkan Jordan cari poin, supaya lebih konsisten dan lebih padu," urai Debby.
Debby mengatakan pasangan Praveen/Melati menunjukkan perkembangan bagus. Dia memberikan dukungan penuh kepada mantan partnernya tersebut.
"Menurut saya, Praveen/Melati sudah cukup baik, komunikasi di dalam dan luar lapangan bagus. Ke depannya saya yakin mereka bisa lebih baik lagi, waktu masih panjang, masih bisa dapat gelar lain di depan," ujar Debby.
"Saya doakan mudah-mudahan bisa melebihi apa yang saya raih bersama Praveen. Sebenarnya mereka hanya kurang konsisten saja. Kalau sudah bisa konsisten mereka sudah jadi pemain papan atas," imbuh dia.
Saat ditanya apakah punya rencana menjadi pelatih setelah gantung raket, Debby malah berteka-teki.
"Kalau saya bilang enggak, ya ke depannya tidak ada yang tahu. Ke depan tidak ada yang tahu, mungkin iya, tapi untuk sekarang tidak. Mau konsentrasi ke keluarga dulu," kata Debby.