Bola.com, Jakarta - Pebulutangkis putri Indonesia, Greysia Polii, mengaku memiliki cukup banyak kenangan bersama Liliyana Natsir. Sama-sama datang dari Manado, Greysia Polii mengungkapkan kesan mengenal Liliyana Natsir selama bertahun-tahun.
Liliyana Natsir dan Greysia Polii memang sama-sama berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Bahkan tak hanya itu saja, dua pebulutangkis andalan Indonesia yang hanya berbeda usia dua tahun juga menimba ilmu di sekolah dasar yang sama, SD Kristen Eben Haezar Manado.
Baca Juga
Kenangan dari semasa kecil hingga sama-sama berada di pelatnas bulutangkis PBSI di Jakarta tentu sangat banyak. Greysia Polii pun memaparkan bagaimana sosok Liliyana Natsir, yang akrab disapa Butet, selama dia mengenalnya.
"Begitu banyak kenangan. Kami sama-sama dari Manado, berasal dari SD yang sama. Saya mengenalnya sejak kecil, hanya berbeda kelas saja," ujar Greysia mengawali ceritanya.
"Saya melihat dia memiliki keinginan yang kuat dalam berkarier. Ia adalah sosok yang benar-benar sangat mengetahui apa yang diinginkannya. Jadi kalau dia mau juara, dia kejar dan konsisten."
"Dia memiliki karakter yang bisa membangkitkan semangat partnernya, orang-orang disekitarnya. Tidak mau kalah di lapangan benar-benar menjadi sebuah karakternya yang sangat positif," lanjutnya.
Dari Liliyana Natsir, Greysia mengaku banyak belajar. Ia pun menyebut atlet-atlet muda bulutangkis Indonesia harus meneladani sosok Liliyana Natsir.
"Jiwa yang dimilikinya itu yang saya rasa harus dimiliki oleh adik-adik kami, harus bisa mencontohnya. Jiwa tidak ingin puas dengan pencapaian yang sudah diraih. Ia sudah berulang kali menjadi juara, tapi dia masih haus dengan gelar juara," ujar Greysia.
"Menurut saya, sangat tepat Liliyana Natsir disebut sebagai legenda dan sudah menjadi ikon bulutangkis Inodnesia. Kehadirannya membuat bulutangkis Indonesia semakin maju. Saya berterima kasih kepada seorang Liliyana Natsir," lanjutnya.
Indonesia Masters 2019 bukan hanya sekadar turnamen bulutangkis bagi Liliyana Natsir. Turnamen ini akan menjadi yang terakhir bagi pebulutangkis andalan ganda campuran Indonesia itu sebelum gantung raket.