Korsel Gagal di Piala Asia 2019, Son Heung-min Salahkan Diri Sendiri

oleh Aning Jati diperbarui 26 Jan 2019, 14:15 WIB
Son Heung-min menghibur rekannya di Timnas Korea Selatan, Im Beom-hwang, setelah tersingkir dari Piala Asia 2019 akibat kalah 0-1 dari Qatar di perempat final yang dimainkan di Zayed Sports City Stadium, Abu Dhabi (25/1/2019). (AFP/Khaled Desouki)

Bola.com, Abu Dhabi - Son Heung-min gagal jadi juru selamat Timnas Korea Selatan. Kehadirannya belum mampu membawa the Taeguk Warriors mengakhiri dahaga panjang gelar juara di Piala Asia.

Alih-alih, Timnas Korea Selatan tersingkir di perempat final Piala Asia 2019 setelah kalah 0-1 dari Qatar dalam pertandingan yang dimainkan Zayed Sports City Stadium, Abu Dhabi, Jumat malam WIB (25/1/2019).

Advertisement

Itu adalah kegagalan Korsel pertama di perempat final Piala Asia sejak 2004, serta jadi kekalahan pertama yang dialami Korsel sejak dilatih Paulo Bento pada Agustus 2018.

Semula, Son diharapkan jadi pembeda di Timnas Korea Selatan. Setidaknya seperti yang ditunjukkannya saat membawa Timnas U-23 memenangi medali emas Asian Games 2018.

Namun, kali ini kehadiran pemain yang sedang onfire bersama Tottenham Hotspur itu tak bisa banyak membantu. Son pun angkat bicara perihal kegagalan Korsel di Piala Asia 2019.

"Saya tak bersiap dengan baik. Fisik saya terkuras," ujarnya kepada wartawan seusai pertandingan seperti dikutip dari Yonhap, Sabtu (26/1/2019).

"Saya minta maaf saya mengecewakan rekan satu tim, pelatih, dan fans dengan penampilan seperti ini," lanjutnya.

Seperti diketahui, Son terlambat gabung Timnas Korea Selatan di Piala Asia 2019 lantaran adanya kesepakatan antara Tottenham dengan Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA).

Son diizinkan tampil di Asian Games 2018, namun ia harus absen dalam dua laga awal Korsel di penyisihan Grup C Piala Asia 2019. Alhasil, mantan pemain Bayer Leverkusen itu baru gabung setelah Korsel mengalahkan Filipina dan Kirgizstan.

 

2 dari 2 halaman

Marah pada Diri Sendiri

Son tiba di Uni Emirat Arab pada 14 Januari 2019, atau dua hari jelang laga ketiga yang jadi penentuan juara grup, kontra China (16/1/2019).

Saat itu, kondisi fisiknya sempat jadi perhatian karena ia menjalani masa-masa padat serta panjang sejak Piala Dunia 2018. Namun, ketika itu ia mengaku siap menjawab tantangan di Piala Asia 2019, dan hal itu dibuktikannya dengan bermain penuh selama 90 menit serta mengantar Korsel menumbangkan China dengan skor 2-0.

Son kembali tampil penuh ketika Korsel dengan susah payah mengalahkan Bahrain 2-1 melalui babak perpanjangan (22/1/2019), yang mengantar mereka bersua Qatar di perempat final.

Son enggan berkomentar banyak terkait agendanya yang padat, sejak setidaknya delapan bulan terakhir, terutama saat bersama bersama Tottenham, memengaruhi penampilannya di Piala Asia 2019.

"Saya lebih suka tidak membicarakan hal ini, tapi dalam turnamen, biasanya saya memang jarang merasa hebat dalam hal kondisi fisik. Saya kurang tidur. Saya semestinya menjaga diri lebih baik lagi," ungkapnya.

"Saya pikir saya akan merasa lebih baik setelah laga kontra China, tapi itu tak terjadi. Saya tahu banyak orang berharap besar pada kami. Saya juga kesal pada diri sendiri tak bisa bermain dengan baik. Saya pikir kami pada akhirnya mendapatkan hasil seperti ini, karena permainan saya," tuturnya.

Son lantas mengajak rekan satu timnya di Timnas Korea Selatan untuk introspeksi setelah hasil tak terduga di Piala Asia 2019. 

"Saya rasa masa depan Timnas akan berubah sesuai pada bagaimana kami menyikapi hasil ini. Kami harus ingat bahwa tak ada tim di Asia yang bisa kami anggap ringan, dan kami harus terus berusaha meningkatkan diri sendiri," ucapnya.

Sumber: Yonhap

Berita Terkait