Bola.com, Bangkalan - Agresivitas Madura United dalam bursa transfer menyedot perhatian pencinta sepak bola nasional. Mereka berhasil mendaratkan sederet pemain berkualitas untuk mengisi skuat di musim 2019, seperti Aleksandar Rakic, Andik Vermansah, Zulfiandi, hingga Alberto Goncalves.
Aktivitas semacam ini pernah dilakukan Madura United musim lalu. Saat itu mereka mendatangkan Cristian Gonzales, Raphael Maitimo, Marcel Sacramento, hingga Zah Rahan. Namun, Madura United gagal total karena hanya finis di peringkat kedelapan klasemen akhir musim 2018.
Manajer Madura United, Haruna Soemitro, menyebutkan kebijakan transfer klubnya jelang musim 2019 memang didasarkan pada pengalaman musim lalu.
Di akhir musim, Haruna sempat menyebutkan timnya melakukan evaluasi setelah kegagalan itu dan mengalami kerugian hingga Rp7 miliar.
"Kami belajar dari musim lalu. Saat itu, beberapa pemain berkualitas datang, tapi tidak bisa membantu hingga akhir musim. Kami tidak mau melakukan kesalahan yang sama setelah melakukan evaluasi," kata Haruna kepada Bola.com.
Perbedaan mencolok terlihat pada susunan pemain asing yang didatangkan. Musim lalu, nama-nama baru macam Nuriddin Davronov (Tajikistan), Patrick N’Koyi (Belanda), dan Beto de Paula (Brasil) menghiasi slot pemain asing.
Ketiganya merupakan deretan pemain yang belum berpengalaman di kompetisi sepak bola Indonesia. Akibatnya, mereka perlu adaptasi dan kemudian hengkang saat kompetisi Liga 1 2018 belum berakhir.
Pemain Asing Berpengalaman
Kali ini semua pemain impor Madura United sudah memiliki pengalaman di Indonesia. Dimulai dari mempertahankan Zah Rahan yang sudah lebih dari 10 tahun berkarier di Indonesia, Laskar Sape Kerrab juga memulangkan Dane Milovanovic yang pernah bergabung di musim 2016 dan 2017.
Dua slot lainnya diisi pemain berkualitas yang merupakan debutan musim lalu. Satu tempat milik stoper Jaimerson Xavier yang meraih gelar juara Liga 1 2018 bersama Persija Jakarta. Sisanya, diisi Aleksandar Rakic yang merupakan top scorer kompetisi yang sama.
"Kami merekrut pemain yang sudah bermain di Indonesia. Belajar dari pengalaman, mengambil pemain baru yang sama sekali belum berpengalaman akan berisiko. Mereka butuh proses melakukan adaptasi. Itu bedanya," imbuh Haruna.
"Kebijakan ini semata-mata untuk mempercepat proses adaptasi pemain karena kompetisi musim ini akan sangat padat. Mulainya saja masih Mei, jadi bisa-bisa jadwal antarpertandingan akan berdekatan," ucap mantan Ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu.