Bola.com, Jakarta - Penyerang timnas Argentina, Gonzalo Higuain, telah resmi berseragam Chelsea pada 23 Januari 2019. Kehadiran Higuain diharapkan mampu menjadi solusi tumpulnya lini depan The Blues.
Pemain berusia 31 tahun itu didapatkan Chelsea dari Juventus dengan status pinjaman hingga akhir musim ini. Tim London Biru memiliki opsi menambah masa peminjaman hingga Juni 2020.
Namun syaratnya, Chelsea harus mengeluarkan dana hingga 18 juta euro (Rp 289 miliar). The Blues juga bisa menebusnya secara permanen pada akhir musim 2018-2019 dengan membayar 36 juta euro (Rp 578 miliar).
Bersama Chelsea, Gonzalo Higuain diprediksi menjadi sosok penting di lini depan. Apalagi, dia bereuni dengan mantan pelatihnya di Napoli, Maurizio Sarri, yang saat ini duduk di kursi manajer Chelsea.
Higuain diharapkan dapat mengatasinya buruknya performa lini serang The Blues. Sejauh ini, Alvaro Morata dan Olivier Giroud masing-masing baru mencetak sembilan dan lima gol bersama Chelsea.
Meski begitu, tak sedikit yang mengganggap jika nasib Gonzalo Higuain akan sama seperti Morata dan Giroud. Mantan pemain AC Milan itu bakal kesulitan mendulang pundi-pundi golnya di Chelsea.
Berikut ini adalah tiga alasan yang membuat Gonzalo Higuain bisa gagal di Chelsea seperti dilansir Sportskeeda.
Beradaptasi dengan Gaya Bermain di Inggris
Gonzalo Higuain merupakan satu di antara penyerang yang sarat pengalaman di Eropa. Dia pernah memperkuat sejumlah klub besar, mulai dari River Plate, Real Madrid, Napoli, Juventus, dan AC Milan.
Sejauh ini, dia telah mendulang 290 gol dari 579 pertandingan di seluruh ajang kompetisi. Higuain juga telah meraih 12 titel juara, dengan perincian enam bersama Madrid, dua dengan Napoli, dan empat trofi bersama Juve.
Kendati memiliki segudang pengalaman, Gonzalo Higuain diyakini sulit beradaptasi dengan gaya bermain di Inggris. Dengan usia yang telah menginjak 31 tahun dan rentan dibekap cedera, menjadi alasan Higuain bakal mengalami kesulitan membobol gawang lawan.
Apalagi, Premier League adalah kompetisi tersulit di Eropa. Para pemain dituntut untuk selalu bugar jika ingin memperlihatkan performa terbaik.
Tampil Kurang Meyakinkan pada Paruh Musim Ini
Performa Gonzalo Higuain pada musim ini tak terlalu meyakinkan. Dia hanya mencetak delapan gol dari 22 pertandingan di seluruh ajang bersama AC Milan.
Padahal, Higuain merupakan sosok andalan di lini serang Milan. Penampilan Patrick Cutrone jauh lebih baik dibandingkan Gonzalo Higuain. Penyerang berusia 21 tahun itu mengoleksi sembilan gol, atau satu gol lebih banyak dibandingkan gol milik Higuain.
Kondisi itu membuat pemain bernama lengkap Gonzalo Gerardo Higuain itu harus berjuang keras meningkatkan ketajamannya. Apalagi, dia akan menghadapi bek-bek tangguh di Premier League, seperti Virgil van Dijk (Liverpool), Aymeric Laporte (Manchester City), ataupun Victor Lindelof (Manchester United).
Gaya Bermain yang Tak Cocok dengan Chelsea
Gonzalo Higuain merupakan penyerang yang bertipikal poacher. Higuain lebih sering berada di area pertahanan lawan, dan jarang membantu tim dalam membangun serangan atau membentuk permainan.
Sementara itu, Chelsea di bawah arahan Maurizio Sarri menerapkan taktik 4-3-3. Sarri butuh pemain yang bisa membantu serangan, mulai dari lini belakang hingga ke depan.
Eden Hazard pun beberapa kali diplot sebagai false nine. Gelandang timnas Belgia itu memiliki kemampuan mumpuni untuk membangun serangan, sekaligus membobol gawang lawan.
Dengan gaya bermain Chelsea tersebut, Gonzalo Higuain diprediksi bakal kesulitan untuk mengembangkan penampilannya. Namun, dia bisa menjaringkan bola ke gawang lawan, jika lebih rajin lagi turun membantu serangan.
Sumber: Sportskeeda