Bola.com, Jakarta - Harapan baru hadir untuk Timnas Indonesia setelah PSSI resmi menunjuk Simon McMenemy sebagai pelatih anyar pada akhir Desember 2018. Namun, tantangan berat harus dihadapi eks juru taktik Bhayangkara FC itu bersama Skuat Garuda.
Baca Juga
Babak baru dalam hidup Simon McMenemy dimulai ketika dikenalkan secara resmi sebagai pelatih anyar Timnas Indonesia oleh PSSI pada 24 Januari 2019. Saking girangnya, pelatih berpaspor Skotlandia itu tak ragu menyebut dirinya sangat bergairah menerima kepercayaan ini.
"Suatu kehormatan bisa merepresentasikan Indonesia sebagai pelatih. Walau bukan pilihan favorit suporter, saya pastikan siap bekerja keras dengan jabatan ini. Tidak ada sosok yang lebih bergairah daripada saya untuk pekerjaan ini," kata Simon.
Ketertarikan Simon pada jabatan pelatih Timnas Indonesia sebenarnya sudah ada sejak Oktober 2018. Ketika itu, media menggadang-gadangkan namanya sebagai sosok yang tepat menukangi Stefano Lilipaly dkk. untuk Piala AFF 2018.
Hanya, gayung tak bersambut. PSSI lebih memercayakan amanat tersebut pada Bima Sakti. Meski, pada akhirnya keputusan itu harus disesali PSSI melihat jebloknya pencapaian Timnas Garuda yang hanya sampai fase grup.
PSSI langsung membebani pelatih 41 tahun itu dengan target tinggi. Simon diwajibkan memenuhi tiga misi selama menukangi Timnas Indonesia, yakni meraih gelar Piala AFF 2020, membantu meloloskan ke putaran kedua Pra Piala Dunia 2022, dan mengantarkan Indonesia masuk 120 besar ranking FIFA.
Target yang teramat tinggi buat pelatih yang baru memiliki jam terbang sekali menukangi Timnas Filipina itu. Namun, dengan tegas Simon menjawab tantangan yang diajukan PSSI.
"Ini adalah tugas besar. Saya percaya bisa menemukan kepingan yang hilang untuk membuat Indonesia kompetitif di level Asia. Kita tahu Indonesia memiliki banyak talenta berbakat," tegas Simon McMenemy.
Dibayangi Pencapaian Peter Withe
Simon McMenemy menjadi pelatih asal Britania Raya kedua yang pernah menukangi Timnas Indonesia. Sebelumnya, Indonesia pernah diasuh Peter Withe pada durasi 2004-2007.
Prestasi tentu menjadi tujuan nyata ketika PSSI menunjuk Withe. Namun, mantan pemain Aston Villa itu hanya mampu memberikan predikat runner-up untuk Indonesia di pentas Piala AFF.
Dengan adanya komparasi tersebut, setidaknya Simon McMenemy minimal harus bisa membantu Timnas Indonesia menjadi finalis Piala AFF 2020. Andai bisa lebih, pria asal Aberdeen, Skotlandia, itu tentu saja boleh berbangga hati karena melampaui pencapaian kompatriotnya.
Dengan melimpahnya sumber daya pemain yang dimiliki, Simon McMenemy diprediksi tak akan kesulitan menemukan komposisi formasi XI. Apalagi pengalaman dan kejeniusannya sudah terbukti ketika dengan skuat minimalis mampu mengantarkan Timnas Filipina sebagai semifinalis Piala AFF 2010.
Kejutan yang sama dibawanya ketika membantu Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017. Padahal, ketika itu Bhayangkara FC tergolong pendatang baru di kompetisi Indonesia dengan skuat yang tidak bisa dibilang terlalu mengilap.
"Saya sebagai pelatih utama berjanji akan membuat suporter bangga dengan Timnas Indonesia. Saya harap seluruh suporter mendukung penuh Timnas Indonesia. Tidak ada level permainan yang tidak bisa dicapai. Itu semua sudah saya buktikan bersama Bhayangkara," ucap Simon McMenemy.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia