Jayus Hariono: Karier Berkembang Pesat, Kaki Tetap Berpijak di Bumi

oleh Iwan Setiawan diperbarui 04 Feb 2019, 10:15 WIB
Wawancara Jayus Hariono (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Malang - Arema FC mulai menuai hasil positif dari perekrutan pemain muda pada Liga 1 musim lalu. Singo Edan kini memiliki sejumlah pemain muda yang bisa jadi andalan hingga beberapa musim ke depan.

Advertisement

Salah satu pemain muda Arema yang jadi perhatian adalah Jayus Hariono. Pemain asli kabupaten Malang itu sempat dipanggil mengikuti seleksi di Timnas Indonesia U-22, meski akhirnya dicoret. Padahal dia baru menembus skuat inti Arema pada setelah Liga 1 2018 mencapai setengah musim. 

Jayus dapat kesempatan menjadi pemain inti ketika gelandang utama Hendro Siswanto dibekap cedera. Jayus bisa membayar kepercayaan itu dengan main apik.

Kini, dia jadi salah satu pemain bersinar di kubu Arema. Namanya juga mulai dikenal oleh Aremania.

Musim ini dia tidak lagi dianggap sebagai pemain pelengkap. Jayus Hariono masuk dalam kerangka lini tengah Singo Edan. Kepada bola.com, pemain 22 tahun ini menceritakan kariernya yang berkembang cepat di Arema dan bagaimana menjaga supaya kaki tetap berpijak di bumi alias tetap rendah hati. 

 

 

2 dari 3 halaman

Jaga Nama

Musim ini banyak anggota Aremania yang mulai mengidolakan Anda. Berbeda dengan awal musim lalu ketika mayoritas belum mengenal Anda. Bagaimana merasakan perbedaan itu?

Yang pasti senang. Sekarang sedikit banyak sudah dikenal. Tapi justru hal ini membuat saya harus selalu menjaga baik menjaga permainan di lapangan, jaga nama baik klub, nama saya sendiri dan tentunya keluarga. 

Dengan kata lain, semakin banyak yang kenal saya harus makin jaga attitude. Terutama ketika saya beraktivitas di luar lapangan.

Menurutmu kesuksesan yang sudah diraih sekarang apa terlalu cepat? Faktor apa yang buat bisa secepat ini?

Mungkin ini sudah jalan dari Yang maha Kuasa. Tapi saya juga berupaya keras dalam setiap kali latihan. Waktu awal gabung latihan tahun lalu saya sempat cedera engkel. Bengkak lumayan besar tetap saya paksa agar bisa masuk dalam tim Arema. Akhirnya ada kesempatan main waktu senior saya (Hendro Siswanto) cedera.

Memang banyak yang bilang karier saya cukup cepat. Bagi saya, cepat atau tidak itu sudah takdir seseorang. Karena jalannya orang untuk sukses berbeda-beda. Ada yang cepat, ada yang lambat.

Siapa pemain senior di Arema yang banyak membimbingmu saat ini?

Hendro Siswanto dan Ahmad Alfarizi. Keduanya banyak memberi masukan tentang cara bermain yang bagus itu seperti apa. Mereka juga sudah punya pengalaman lebih banyak. Masalah jaga kondisi juga banyak masukan yang diberikan. Kedua senior ini saya lihat selalu fit saat main di lapangan.

 

3 dari 3 halaman

Target Pribadi

Apa target pribadi musim ini? Mungkin punya target harus main berapa pertandingan dalam satu musim?

Kalau target pribadi saya ingin selalu main maksimal ketika dapat kesempatan bermain. Kalau target harus main berapa pertandingan, itu tidak bisa karena pelatih yang menentukan. Semoga saya punya kontribusi membuat tim ini lebih baik juga.

Sekarang Arema punya pemain asing di posisi yang sama dengan Anda. Seperti apa melihat persaingan itu?

Kalau bicara persaingan sekarang makin bertambah. Tapi bagi saya juga bisa belajar dari para senior, termasuk pemain asing. Mereka pasti punya hal yang bisa membuat permainan saya lebih matang.

Bagaimana dengan program kepelatihan Milomir Seslija? Apakah mengembangkan skill pemain muda juga?

Soal pelatih, Coach Milo punya program yang bagus. Tapi kalau soal bisa membuat pemain muda berkembang atau tidak, itu kembali kepada masing-masing pemain menyikapinya. Apakah mereka bisa beradaptasi atau tidak dengan pelatih.   

Berita Terkait