5 Pemain Thailand yang Siap Menggebrak J League Musim 2019

oleh Aning Jati diperbarui 08 Feb 2019, 08:15 WIB
Siapa saja lima pemain Thailand yang mampu menembus ketatnya persaingan J League musim 2019? (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Liga Jepang jadi satu di antara yang menyajikan kompetisi terbaik di kawasan Asia. Profesionalisme serta kualitas teknik maupun skill yang diperlihatkan pemain membuat Liga Jepang atau yang biasa disebut J League, jadi barometer liga di negara lain di Asia.

J League kerap jadi tujuan pemain-pemain dari segenap penjuru dunia untuk mengadu nasib. Selain nama besar kompetisi, ketatnya persaingan, fasilitas latihan maupun pertandingan nomor satu, gaji maupun nilai kontrak yang ditawarkan juga cukup menggiurkan. 

Advertisement

J League mampu menarik pemain-pemain bintang, atau setidaknya jadi pelabuhan terakhir dari superstar yang pernah bersinar di kompetisi Eropa. Tengok saja Lukas Podolski, Andres Iniesta, hingga Fernando Torres memilih berkiprah bersama klub-klub J1 League (kompetisi kasta tertinggi Jepang).

Pemain dari kawasan Asia Tenggara, yang sedang mencoba bersaing di kancah Asia, tak ketinggalan berupaya menembus ketatnya persaingan di J League. 

Beberapa tahun silam, Indonesia mendapat jalan terbuka untuk menempatkan pemainnya berkiprah di J League. Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) mengundang pemain-pemain muda terbaik Indonesia untuk menjalani seleksi di depan perwakilan klub-klub J League seiring kampanye JFA mempopulerkan J League di kawasan Asia Tenggara.

JFA ingin J League memiliki pemain asal Asia Tenggara sehingga pamor kompetisi di negara itu kian terangkat dan mendapat tempat di hati pencinta sepak bola di regional Asia Tenggara.

Beberapa pemain menjalani trial, namun hanya Irfan Bachdim yang mampu memikat klub J League. Ketika itu Irfan gabung klub yang bermarkas di Sapporo, Consadole.

Selepas kontrak Irfan di Consadole tuntas pada akhir November 2016, tak ada lagi pemain asal Indonesia yang membela klub Jepang. Sebagai gantinya, justru negara tetangga, Thailand, yang kini gencar mengirim pemainnya berkiprah di J League.

Dalam dua musim terakhir, ada peningkatan jumlah pemain Thailand yang unjuk gigi di J-League. Pada musim 2018 setidaknya ada tiga pemain, sementara pada musim 2019 ini, akan ada lima pemain.

Bisa tampil di J League tentu jadi prestasi tersendiri untuk pemain yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Alhasil, keberadaan lima pemain Thailand itu pantas mendapat apresiasi dan selayaknya jadi inspirasi bagi pesepak bola lain di regional ASEAN sehingga bisa mengikuti jejak kelimanya.

Nah, siapa saja lima pemain Thailand yang mampu memikat hati klub J League, baik di kasta tertinggi maupun kasta di bawahnya untuk musim 2019? Berikut daftarnya, hingga Jumat (8/2/2019).

2 dari 6 halaman

Chanathip Songkrasin

Chanathip Songkrasin (kanan), pemain Timnas Thailand yang gabung klub J1 League, Consadole Sapporo. (Bola.com/Dok. J League)

Nama yang satu ini jadi sorotan sejak debutnya di J League. Chanathip Songkrasin gabung ke Consadole Sapporo dengan status "pengganti" Irfan Bachdim.

Chanathip gabung Consadole pada akhir 2016 dengan status peminjaman selama 18 bulan dari Muangthong United. Namun, ia tak segera gabung, melainkan ia baru merapat ke Consadole pada Juni 2017.

Kiprahnya terbilang sukses besar, mengingat itu baru musim pertamanya di J League. Apalagi ia berkiprah di J1 League.

Pemain yang mendapat julukan Messi Thailand ini menjadi idola baru publik Consadole. Kehadirannya juga mampu menarik fans Thailand yang ada di area itu untuk menyaksikan langsung pertandingan di stadion.

Dengan skill dan potensi yang dimilikinya, Chanathip dianggap tak kesulitan beradaptasi dengan kultur sepak bola Jepang maupun kehidupan di Negeri Sakura. 

Sebagai buktinya, ia terpilih jadi MVP Consadole musim 2018. Menariknya, hal itu merupakan hasil jajak pendapat di antara rekan satu timnya. Pemain 25 tahun ini juga diganjar penghargaaan sebagai satu di antara 11 pemain terbaik (starting eleven) musim 2018 versi J League.

Di akhir tahun 2018, setelah kontraknya bersama Muangthong berakhir, Consadole tak ragu untuk membuat permanen status Chanathip. Status permanen ini berlaku mulai 1 Februari 2019.

Theerathon Bunmathan (kiri), pemain asal Thailand yang gabung klub J1 League, Yokohama F. Marinos. (Bola.com/Dok. J League)
3 dari 6 halaman

Theerathon Bunmathan

Pemain lain asal Thailand yang jadi sorotan adalah Theerathon Bunmathan. Ia datang menyusul Chanathip, tepatnya pada awal musim 2018. 

Mantan kapten Timnas Thailand ini resmi dikenalkan Vissel Kobe pada akhir Januari 2018 dengan status pinjaman. Alhasil, Theeraton jadi teman satu tim eks bintang Jerman, Lukas Podolski, serta mantan kapten tim Barcelona, Andres Iniesta.

Seusai musim 2018, ia kembali ke klub lamanya di Thai League, Muangthong United, lantaran Vissel Kobe tak memperpanjang masa peminjamannya, meski ia tampil dalam 28 pertandingan dan membawa Vissel Kobe menempati peringkat ke-10.

Namun, Theeraton tak akan bermain di Thailand pada musim 2019 karena klub J1 League lainnya, Yokohama F. Marinos, tertarik memboyongnya, juga dengan status peminjaman selama satu tahun.

Pemain Thailand, Thitipan Puangchan, gabung klub Jepang, Oita Trinita. (Bola.com/Dok. Oita Trinita)
4 dari 6 halaman

Thitiphan Puangchan

Penampilan apik di Asian Games 2018, Piala AFF 2018 hingga Piala Asia 2019 membuat Thitiphan Puangchan mengalami lonjakan dalam karier profesional. Mulai musim 2019, ia akan meninggalkan Thai League menuju J League. 

Kontestan J1 League, Oita Trinita, tertarik menggunakan jasanya. Gelandang 25 tahun ini hijrah dari klub asal, BG Pathum United, dengan status pinjaman selama satu musim.

Saat ini Puangchan sudah berada di Oita, markas klub barunya untuk melakukan persiapan lantaran J1 League musim 2019 mulai bergulir pada 22 Februari 2019.

Puangchan berharap ia bisa beradaptasi dengan lingkungan sepak bola Jepang, diterima rekan barunya maupun tim pelatih. Lebih lanjut, ia berujar ingin mengantongi sebanyak mungkin pengalaman yang akan digunakannya untuk membantu Timnas Thailand di masa mendatang.

Pemain Thailand, Chakrit Laptrakul, gabung klub J2 League, Tokushima Vortis. (Bola.com/Dok. BG Pathum United)
5 dari 6 halaman

Chakrit Laptrakul

Sebelum Thitipan Puangchan resmi ke Oita Trinita pada Januari 2019, ada satu rekan satu timnya di BG Pathum United yang lebih dulu hijrah ke J League. Dia adalah Chakrit Laptrakul.

Pada pekan terakhir Desember 2018, BG Pathum United setuju melepas Chakrit Laptrakul ke klub J2 League, Tokushima Vortis, dengan status pinjaman dengan durasi satu tahun.

Nama Chakrit Laptrakul mungkin masih asing bagi pencinta sepak bola Indonesia. Namun di Thai League, ia cukup dikenal. 

Selama membela BG Pathum United di musim 2018, pemain berdarah Thailand-Prancis ini mencetak satu gol dan tujuh assist dalam 29 penampilannya di semua kompetisi. 

Di sisi lain, Tokushima Vortis merupakan klub peserta kasta kedua Liga Jepang, J2 League, yang bermarkas di Naruto, Tokushima. Pada musim 2018, klub ini finis di peringkat ke-17 dari 22 tim peserta.

Pemain Bangkok United yang hijrah ke FC Tokyo U-23, Natthawut Suksum. (Bola.com/Dok. Bangkok United FC)
6 dari 6 halaman

Natthawut Suksum

Satu lagi pemain asal Thailand yang gabung klub J League. Kali ini, pemain muda berusia 21 tahun. Berasal dari klub Bangkok United FC, Natthawut Suksum, pada musim 2019 akan mencicipi persaingan di FC Tokyo U-23.

Level U-23 FC Tokyo ini pada musim 2019 akan main di kompetisi kasta ketiga J League, J3 League.

Sama dengan mayoritas pemain Thailand yang berkiprah di J League musim 2019, Natthawut Suksum gabung FC Tokyo U-23 dengan status pinjaman selama satu tahun, mulai 1 Februari 2019 hingga 1 Januari 2020.

Natthawut Suksum tercatat jadi bagian dari Timnas Thailand U-21 pada 2017 dan 2018 serta Timnas U-23 pada 2018. 

Penyerang kelahiran 6 November 1997 ini mengaku gembira bisa gabung klub raksasa Jepang, kendati untuk level U-23. Ia merasa ini jadi kesempatan besar buatnya untuk meningkatkan skill maupun pengalaman dalam karier profesionalnya.