Bola.com, Jakarta - Konsistensi menjadi salah satu permasalahan utama yang kerap menaungi para pesepak bola elite dunia. Kendati berbakat, namun tidak semua pemain mampu mempertahankan konsistensi permainan mereka dalam satu musim.
Ujung-ujungnya banyak pemain berkelas akhirnya harus tersingkir dari tim utama klubnya karena permainannya fluktuatif alias tak stabil.
Akan tetapi, dalam beberapa kasus, yang terjadi justru sebaliknya, kala para pemain tidak tampil sesuai ekspektasi di awal musim, namun penampilan mereka justru meningkat tajam kala musim mulai memasuki paruh kedua.
Berikut kami rangkum, enam pesepak bola dengan peningkatan performa yang signifikan pada paruh kedua musim 2018-2019.
Vinicius Junior
Didatangkan Real Madrid dari Flamengo dengan mahar mencapai 61 juta euro pada musim panas 2018 silam, tidak ada yang berharap Vinicius bisa langsung bermain reguler. Benar saja, selama paruh pertama musim, dirinya lebih banyak bermain sebagai cadangan, dan bahkan sempat bergabung dengan tim Real Madrid Castilla.
Namun, kerja kerasnya membuahkan hasil di paruh kedua musim, ditambah dengan cederanya Gareth Bale, membuat pemain 18 tahun ini mendapat kepercayaan dari Santiago Solari. Tidak main-main, dirinya menjadi starter di ajang La Liga sejak pekan ke-18 hingga pekan ke-22. Dia juga sukses mencetak gol keduanya kala El Real menang 3-0 dari Deportivo Alaves di pekan ke-22.
Victor Lindelof
Kendati sudah datang dari musim panas 2017 silam, sosok Lindelof tidak mampu mempermanenkan posisinya bersama tim utama Manchester United. Kendati berhasil menjadi pilihan utama pada musim 2018-2019, dirinya masih dipandang sebelah mata mengingat badai cedera yang dialami Man United kala itu, bek asal Swedia ini juga kerap membuat beberapa kesalahan yang kurang meyakinkan.
Akan tetapi, penampilannya di paruh kedua musim 2018/19 nampak jauh berbeda. Kini dirinya tidak lagi berperan sebagai pelengkap, melainkan jenderal lini belakang Setan Merah di bawah Ole Gunnar Solskjaer.
Hal itu dibuktikan dengan dirinya yang selalu menjadi starter sejak pekan ke-17 Premier League, kendati harus seringkali berganti tandem di posisi bek tengah. Dia juga sempat menjadi penyelamat timnya kala mencetak gol di laga kontra Burnley di pekan ke-24 untuk membuat skor menjadi 2-2.
Mario Gotze
Sosok Golden Boy Borussia Dortmund ini seakan dinaungi ketidak beruntungan semenjak kepindahannya ke Bayern Munchen pada 2013 silam. Sejak saat itu pula, dirinya kerap didera cedera. Bahkan keika dirinya kembali pulang ke Dortmund, masalah tidak kunjung selesai dengan kombinasi cedera dan penyakit menjadi momok peraih gelar Piala Dunia 2014 ini.
Oleh karena itu, tidak banyak yang berharap Gotze bisa kembali menembus tim utama di bawah arahan Lucien Favre pada msuim 2018-2019. Namun, nasibnya justru membaik di paruh kedua musim. Setelah hanya menjadi penghangat bangku cadangan selama tahun 2018, dirinya perlahan mulai dipercaya oleh Favre semenjak Oktober 2018 silam.
Berawal dari kemenangan 3-2 kontra Bayern Munchen di pekan ke-11 Bundesliga, Gotze kemudian menjadi starter di tujuh dari 11 laga selanjutnya. Tidak buruk untuk pemain yang sudah lama tidak bermain reguler.
Karim Benzema
Beban yang disematkan kepada Benzema selepas kepergian Cristiano Ronaldo dari Real Madrid ke Juventus pada musim panas 2018 silam, memang nampak membuat pemain asal Prancis ini keteteran.
Kendati tetap diandalkan sebagai striker, baik oleh Julen Lopetegui maupun Santiago Solari, penampilan Benzema di paruh pertama musim 2018/19 cenderung melempem. Bagaimana tidak, koleksi lima gol sejak Agustus hingga November 2018 menjadi bukti inkonsistensinya.
Namun, seakan terlecut dengan hal tersebut, Benzema berhasil meningkatkan level permainannya mendekati paruh kedua musim, Tepatnya sejak Desember, yakni di pekan ke-16 hingga pekan ke-22, dirinya sudah mengoleksi enam gol.
Terakhir, dua golnya ke gawang Alaves sukses membawa El Real merangkak naik ke posisi ke-3 klasemen.
Paul Pogba
Menyebut Pogba sebagai nyawa permainan Manchester United di awal musim 2018-2019, jelas merupakan sesuatu yang jauh dari kenyataan.
Hubungan buruk dengan Jose Mourinho dan taktik sang manajer asal Portugal tersebut membuat Pogba tidak mampu menunjukkan penampilan terbaiknya. Akan tetapi, kedatangan Ole Gunna Solskjaer sejak akhir Desember 2018, mengubah segalanya.
Sosok yang tadinya sering 'dihukum' di bangku cadangan, kini terus tampil selama 90 menit penuh sejak pekan ke-16 hingga pekan ke-25 lalu. Tidak hanya itu, Pogba tampil trengginas dengan mencetak enam gol dan lima assist selama kurun waktu tersebut, dua kali lipat dari statistiknya bersama Mourinho.
Tidak berlebihan jika menyebut The Special One adalah biang masalah dari penampilan Pogba di paruh pertama musim.
Marcus Rashford
Satu lagi pemain Manchester United yang performa melejit jauh sepeninggal Mourinho, sosok Rashford bisa dibilang tenggelam di awal musim 2018-2019. Selain kalah saing dengan Romelu Lukaku, dirinya sering dimainkan di posisi sayap, dan hanya mampu mencetak tiga gol sejak pekan pertama hingga pekan ke-16 Premier League.
Seperti Pogba, kedatangan Ole Gunnar Solskjaer pada Desember 2018 mengubah nasib Rashford. Solskjaer mulai memainkan Rashford sebagai striker tunggal, dan hasilmya pun memukau. Sang pemain berhasil mencetak gol secara reguler, dengan enam gol dan dua assist sejak pekan ke-18 hingga 25.
Terakhir, gol tunggalnya pada laga kontra Leicester City (1-0) membawa Setan Merah mengkudeta Arsenal dari posisi lima klasemen.
Sumber: 90min