Final Four Proliga: Surabaya Samator Tumbang di Tangan Jakarta BNI 46

oleh Gatot Susetyo diperbarui 09 Feb 2019, 00:47 WIB
Ekspresi para pemain Jakarta BNI 46 setelah mengalahkan Surabaya Bhayangkara Samator pasa final four Proliga 2019, Jumat (8/2/2019). (Bola.com/Gatot Susetyo)

Bola.com, Kediri - Kejutan besar terjadi pada seri pertama Final Four Proliga 2019 di GOR Joyoboyo Kota Kediri, Jumat (8/2/2019) malam. Juara bertahan Surabaya Bhayangkara Samator tumbang dari Jakarta BNI 46 dengan skor 1-3 (26-24, 12-25, 18-25, 24-26).

Sebagai kampiun musim lalu, Samator memulai pertandingan dengan percaya diri tinggi. Namun catatan rekor 1-1 pada babak reguler membuat BNI 46 juga percaya diri.

Advertisement

Set pertama BNI 46 kalah. Mereka memberikan perlawanan sengit hingga skor akhir 26-24. Pada set kedua, BNI 46 langsung melancarkan serangan dan lebih intens menekan lawan. BNI 46 menutup set kedua dengan 25-12.

BNI 46 semakin gagah dan berhasil memimpin lebih dulu pada set ketiga dengan 7-3. BNI 46 bahkan tak membiarkan anak asuh Ibarsjah Djanu Tjahjono itu memimpin.

Pelatih BNI 46, Samsul Jais, juga merapatkan timnya dengan mengganti beberapa pemain di set keempat. Permainan sengit dengan skor beda tipis terus diperlihatkan kedua tim.

BNI 46 tak mengendorkan serangan sehingga mampu mengakhiri pertandingan dengan skor 26-24. “Secara teknis, di babak ini semua tim punya kesempatan sama. Siapa pun tak akan mudah mendapatkan poin. Di babak seperti ini fisik dan mental sangat berperan. Apalagi Samator punya kerja tim bagus," tutur pelatih BNI 46, Samsul Jais, setelah pertandingan.

Samsul Jais juga menjelaskan ketika fisik dan mental berbicara di laga krusial tersebut. “Performa individu akan ditentukan oleh fisik dan mental. Saya yakin tim saya bisa melakukannya. Ketika fisik bagus, pemain bisa fokus dan improvisasi di lapangan. Apalagi sejak putaran pertama kita sudah saling tahu,” tambahnya.

Sementara pelatih Samator, Ibarsjah Djanu Tjahjono, mengakui pertandingan berjalan bagus. Tapi, anak asuhnya lebih banyak melakukan kesalahan, sehingga terus tertinggal.

“Kami masih banyak kelemahan pada penerimaan bola pertama. Secara teknis bola pertama memang tidak bagus. Sehingga kami kurang menyerang. Itu yang harus diperbaiki untuk pertandingan melawan Bank Sumsel Babel,” kata Ibarsjah.