Bola.com, Jakarta - Persija Jakarta gagal berkiprah di Liga Champions Asia 2019 dan akan tampil di Piala AFC 2019. Persija kalah 1-3 dari Newcastle Jets pada pertandingan babak kedua kualifikasi Liga Champions Asia 2019 di Hunter Stadium, Newcastle, Selasa (12/2/2019) malam waktu setempat.
Persija kebobolan lebih dulu di awal babak kedua setelah Ronald Vargas mampu memaksimalkan umpan silang Roy O'Donovan. Ramdani Lestaluhu mampu membuka asa Persija dengan gol penyeimbang pada menit ke-72 yang membuat kedudukan imbang 1-1 hingga 90 menit berakhir.
Baca Juga
Sayangnya, gawang Persija harus bobol dua kali dalam babak tambahan 2 x 15 menit. Dua gol tambahan Newcastle Jets masing-masing diciptakan oleh sang kapten, Nigel Boogard, pada menit ke-101, dan Matthew Ridenton pada menit ke-120.
Dengan kekalahan tersebut, Persija Jakarta dipastikan tersingkir dari upaya mereka menuju Liga Champions Asia 2019. Macan Kemayoran akan mengulang kampanye Asia mereka pada musim lalu dengan kembali tampil di Piala AFC 2019.
Kekalahan tersebut memastikan Persija Jakarta bergabung di Grup G Piala AFC 2019. Macan Kemayoran berada satu grup dengan Ceres-Negros (Filipina), Shan United (Myanmar), dan Becamex Binh Duong (Vietnam).
Bola.com merangkum empat alasan yang membuat perjuangan luar biasa Persija Jakarta di laga kontra Newcastle Jets akhirnya harus berakhir dengan kekalahan.
Daya Tahan untuk Bermain 120 Menit
Satu hal yang harus dipuji dari permainan Persija Jakarta dalam pertandingan kontra Newcastle Jets adalah mereka tidak segan untuk memainkan permainan menyerang. Bahkan dengan permainan tersebut, Persija berhasil dua kali menahan imbang tim tuan rumah, yaitu tanpa gol di akhir babak pertama, dan 1-1 pada akhir babak kedua.
Namun, yang tampak jelas menjadi masalah bagi Persija adalah daya tahan pemain untuk bisa bermain selama lebih dari 90 menit waktu normal. Beberapa kali terlihat pada babak tambahan, terutama saat Persija sudah tertinggal 1-2, para pemain mulai kehilangan stamina untuk bisa mengejar pemain tim tuan rumah.
Ismed Sofyan dan Riko Simanjuntak yang tampil impresif selama 90 menit pertandingan akhirnya tak bisa memaksakan diri lagi untuk mengejar lawan yang membawa bola di dekat mereka. Pelatih Persija, Ivan Kolev, pun mengakui daya tahan bermain lebih dari 90 menit memang menjadi masalah Persija.
"Kami punya masalah dengan daya tahan. Kami kesulitan soal daya tahan karena hanya mengandalkan latihan untuk mempersiapkan diri, bukan lewat kompetisi. Kami sebelumnya ke Singapura untuk bertanding, dan setelah itu kami ke sini. Bagi pemain kami, tentu ini sulit," lanjut pelatih asal Bulgaria itu.
Antisipasi Serangan Balik Lawan
Meski berhasil menahan imbang tanpa gol Newcastle Jets hingga babak pertama berakhir, harus diakui Persija terlalu asyik untuk menyerang di awal babak kedua. Hal ini yang menjadi penyebab awal gawang Andritany Ardhiyasa akhirnya harus bobol lebih dulu di pertandingan tersebut.
Setelah dua kali situasi sepak pojok didapatkan Persija di awal babak kedua, melalui sebuah skema serangan balik Newcastle Jets dengan segera memindahkan bola ke area pertahanan Persija. Sebuah umpan silang dari Roy O'Donovan berhasil melewati Maman Abdurrahman dan membuat bola mengarah ke jantung pertahanan Persija.
Ryuji Utomo yang menjadi partner Maman pun gagal menebak arah bola sehingga ketika dirinya berusaha menutup sebuah jalan yang mungkin dilalui bola, ternyata bola meluncur ke area bebas yang disambut dengan baik oleh Ronald Vargas.
Serangan balik tersebut merupakan satu yang paling berbahaya yang diterapkan oleh Newcastle Jets. Namun, sepanjang pertandingan, tim tuan rumah kerap melakukan serangan balik yang membahayakan, di mana Andritany harus berulang kali melakukan penyelamatan.
Tak Ada Penyegaran di Lini Pertahanan
Persija Jakarta memainkan empat pemain bertahan dengan skema Maman Abdurrahman dan Ryuji Utomo di pusat pertahanan, sementara Ismed Sofyan dan Dani Saputra masing-masing di bek kanan dan kiri sejak awal laga. Namun, belum habis babak pertama, pelatih Persija, Ivan Kolev, memutuskan untuk memasukkan Tony Sucipto di posisi gelandang untuk menggantikan Yan Pieter Nasadit.
Kondisi tersebut akhirnya membuat lini pertahanan Persija seakan tidak memiliki penyegaran ketika memasuki menit-menit krusial dalam pertandingan. Ivan Kolev kemudian memasukkan Novri Setiawan untuk menjaga kecepatan di sisi kiri dengan menarik Beto Goncalves pada menit ke-70.
Sementara itu, pelatih asal Bulgaria itu juga menarik Dani Saputra dan memasukkan Fitra Ridwan pada menit ke-78. Otomatis, Tony Sucipto pun mundur ke posisi bek kiri.
Mendapatkan satu tambahan pergantian pemain karena pertandingan harus dilanjutkan dengan babak tambahan selama 2 x 15 menit, lagi-lagi Ivan Kolev melakukan penyegaran di area lini tengah. Sandi Sute yang tampak sudah tidak kuat meneruskan permainan harus ditarik keluar dan digantikan oleh Septinus Alua.
Akhirnya dengan kondisi tiga pemain bertahan yang bermain sejak awal pertandingan dan satu pemain bertahan yang masuk sejak akhir babak pertama, Persija pun longgar pada babak tambahan 2 x 15 menit.
20 Peluang Hanya Berbuah Satu Gol
Dalam catatan statistik yang direkap dari pertandingan antara Newcastle Jets kontra Persija, terdapat data yang memperlihatkan bahwa tim tuan rumah berhasil 58 kali membuat ancaman ke gawang Andritany.
Sementara itu, Persija membuat 20 peluang yang cukup mengancam gawang Glen Moss, termasuk dua tembakan Riko Simanjuntak di babak pertama dan tendangan salto Marko Simic di akhir babak pertama.
Namun, dari 20 peluang yang berhasil diciptakan dalam 63 serangan, hanya ada satu peluang yang berbuah gol. Ramdani Lestaluhu sukses menanduk bola umpan sepak pojok Riko Simanjuntak pada menit ke-72 untuk menciptakan gol penyeimbang kedudukan menjadi 1-1.
Selain itu, kiper Newcastle Jets, Glen Moss, tergolong tidak bekerja cukup keras seperti yang diperlihatkan Andritany Ardhiyasa dalam sepanjang pertandingan.
Baca Juga
Efek Nataru, Timnas Vietnam Harus Dibagi Dua Kloter setelah Menjalani Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024
10 Wonderkid Pilihan Lionel Messi dan Nasibnya Sekarang: Ada Timo Werner dan Pinjaman Abadi
Cerita Para Raksasa yang Tenggelam di Pegadaian Liga 2 2024/2025: Berjuang Lolos dari Ancaman Degradasi