Bola.com, Jakarta - Skor kemenangan luar biasa ditorehkan klub Serie C Italia, A.C. Cuneo 1905. Mereka mampu memetik kemenangan dengan skor sangat telak yakni 20-0 atas Pro Piacenza. Hasil laga ini mendapat sorotan dari banyak kalangan, termasuk Presiden FIGC, Gabriele Gravina.
Cueno menjamu Pro Piacenza pada pekan ke-23 Lega Pro atau Serie C di Stadion Fratelli Pascheiro, Cuneo, Minggu (17/2/2019). Sejak awal laga, Cuneo sudah diprediksi menang dengan skor telak.
Sebab, Pro Piacenza hanya bermain dengan tujuh pemain di lapangan. Tujuh adalah batas minimal jumlah pemain dalam satu tim saat memulai laga. Dari tujuh pemain yang tampil, tak semuanya adalah pesepak bola sungguhan.
Pro Piacenza sedang mengalami krisis. Saat melawan Cuneo, pemain yang tampil merupakan kombinasi pemain junior, senior, dan beberapa staff klub yang bekerja sebagai terapis.
Kondisi tersebut dilakukan Pro Piacenza agar tidak dikeluarkan dari Lega Pro. Pasalnya, Pro Piacenza sudah tiga kali gagal menggelar pertandingan dengan status Walk Out (WO) karena kurang jumlah pemain.
Pro Piacenza sudah kalah WO saat melawan Juventus II, Robur Siena, dan Virtus Entella. Jika mereka WO untuk kali keempat, Pro Piacenza akan dikeluarkan dari Lega Pro (Serie C).
Hasilnya, Pro Piacenza babak belur saat berjumpa Cuneo. Gawang mereka 20 kali dibobol lawan, dimulai dari menit ketiga. Di akhir babak pertama, Cuneo sudah unggul 16-0. Dari pihak Cueno, ada nama Hchiam Kanis yang bermain apik dengan menjaringkan enam gol ke gawang Pro Piacenza.
FIGC Bereaksi
Pro Piacenza kini berada di dasar klasemen Lega Pro. Dari 20 laga yang sudah dimainkan, mereka baru meraih delapan poin.
Kejadian dalam duel AC Cuenco melawan Pro Piacenza memantik reaksi dari pihak FIGC (Federasi Sepak Bola Italia). Apa yang terjadi pada laga tersebut dinilai telah mencoreng sepak bola Italia.
Presiden FIGC, Gabriele Gravina, marah dengan apa yang terjadi pada laga tersebut. Dia menilai ada penghinaan dari nilai-nilai sepak bola yang terjadi pada laga Cuneo melawan Pro Piacenza. Baginya, laga itu adalah lelucon.
"Apa yang terjadi di Cuneo adalah sebuah penghinaan pada olahraga dan prinsip dasarnya. Saya harap yang kita saksikan ini adalah lelucon terakhir," tegas Gravina.
Sumber: Bola.net