Timnas Indonesia U-22 Harus Waspada Potensi Kena Kartu Merah Melawan Kamboja

oleh Aning Jati diperbarui 21 Feb 2019, 21:00 WIB
Timnas Kamboja U-22 lolos ke semifinal Piala AFF U-22 2019 setelah mengalahkan Myanmar di Olympic Stadium, Phnom Penh, Rabu (20/2/2019). (Bola.com/Dok. AFF)

Bola.com, Jakarta - Sebagai tuan rumah, Timnas Kamboja U-22 mampu membuat kejutan dengan memenangi persaingan Grup B Piala AFF U-22 2019 lebih dini. The Angkor Wariorrs mencetak sejarah dalam sepak bola mereka, lolos ke semifinal.

Padahal, dalam Grup B bercokol tim-tim yang selama ini dianggap lebih kuat, yakni Indonesia, Malaysia, dan Myanmar.

Advertisement

Timnas Kamboja U-22 memastikan lolos ke semifinal Piala AFF U-22 2019 setelah menang dalam dua laga beruntun, masing-masing 1-0 dan 2-0 atas Malaysia (18/2/2019) dan Myanmar (20/2/2019).

Alhasil, tuan rumah melenggang dengan poin sempurna, enam. Satu laga lagi masih harus dijalani, yakni melawan Indonesia, di Olympic Stadium, Phnom Penh, Jumat (22/2/2019).

Indonesia wajib berhati-hati ketika bersua Kamboja di laga penentuan itu. Dalam posisi kurang menguntungkan, Tim merah-Putih wajib memenangi pertandingan karena harus memperebutkan satu tiket ke semifinal dengan Malaysia dan Myanmar, yang berhadapan dalam laga pamungkas Grup B.

Meski sudah lolos ke semifinal, bukan berarti Kamboja tak punya kepentingan. Hal itu yang wajib diwaspadai dari pasukan Garuda Muda.

Malaysia dan Myanmar sudah jadi korban. Selain sama-sama kalah, kedua tim juga menerima kenyataan anggota mereka ada yang diusir wasit alias menerima kartu merah saat melawan Kamboja.

Perbedaannya, Malaysia harus rela bermain dengan 10 pemain setelah pada menit ke-59, Danial Haqim Draman, mendapat kartu kuning kedua atau dikartu merah wasit asal Vietnam, Nguyen Hien Triet.

Sementara Myanmar, harus rela tak akan didampingi sang pelatih kepala, Velizar Popov, dari bangku pemain cadangan saat melawan Malaysia. Pelatih asal Bulgaria itu kena kartu merah tepat di akhir pertandingan.

Wasit asal Laos, Xaypaseth Phongsanit, mengusir Popov setelah berulang kali memprotes beberapa keputusannya. 

2 dari 2 halaman

Faktor Nonteknis

Ketidakpuasan terhadap kinerja wasit jadi persamaan lain yang dirasakan Malaysia dan Myanmar saat takluk dari Kamboja.

Jika dari kubu Myanmar, sang pelatih yang "maju" untuk memprotes keputusan wasit yang dianggap tak sesuai, pertandingan Kamboja versus Malaysia sempat diwarnai ketegangan antardua kubu di pengujung pertandingan.

Penyerang Malaysia, Jaffri Firdaus Chew, mengakui ia dan rekan-rekan satu tim merasa "panas" setelah beberapa kali menilai keputusan wasit lebih menguntungkan tuan rumah.

Saat sesi konferensi pers setelah pertandingan melawan Kamboja, pelatih Timnas Malaysia U-22, Ong Kim Swee, juga menekankan ada beberapa keputusan wasit yang tak memengaruhi permainan tim asuhannya.

Hal nonteknis semacam itu mungkin bisa jadi catatan Timnas Indonesia U-22. Andy Setyo dkk. harus tetap berkepala dingin menyikapi apa pun situasi di lapangan saat menghadapi tuan rumah, termasuk kinerja wasit, sehingga faktor nonteknis tak memengaruhi sisi teknis permainan.

Belum lagi, pada dua pertandingan sebelumnya, Timnas Kamboja U-22 mendapat dukungan hampir dari 10 ribu suporter setia yang hadir di Olympic Stadium. 

Nikmati sajian liputan khusus Piala AFF U-22 2019 dari Kamboja di situs Bola.com dengan mengklik tautan ini.

Berita Terkait